Senin, 22 April 2013

ALBERT EINSTEIN


Anda pasti sudah kenal pasti dengan sosok Albert Einstein karena banyak penemuan penemuan beliau yang digunakan di saat ini bahkan mungkin alat yang anda gunakan saat ini pun merupakan salah satu penemuan dari alber eintesin,Tapi tahukan anda ternyata ada beberapa penggal kata yang beliau katakan yang mungkin saja di anggap small things padahal itu penggalan kata itu pula yang akan berpengaruh pada hidup kita
Apa saja Penggalan kata dari Albert Einstein? Berikut di antaranya.
1. Buntuti Terus Rasa Ingin Tahu Anda
“Saya bukan memiliki bakat khusus. Hanya selalu menikmati rasa ingin tahu saja.”
Keingin tahuanlah yang membuat seseorang berinovasi karena saya yakin beliau mempunyai rasa ingin tahu yang sangat sehingga beliau mendapat penemuan penemuan yang sangat bermanfaat bagi manusia saat ini



2. Tekun itu Tak Ternilai.
“Saya bukannya pintar, boleh dikatakan hanya bertahan lebih lama menghadapi masalah.”
Tekun tak ternilai adalah favorit penggalan kata yang saya sula karena sesungguhnay orang yang tekun dalam hal apapun dia pasti akan sukses dan ketekuanan itu sungguh tidak dapat di nilai dengan apapaun



3. Fokus pada saat ini.

“Seorang pria yang bisa menyetir dengan aman sementara mencium gadis cantik, sebenarnya tidak memberi penghargaan yang layak untuk ciumannya itu.”
Waduh ko einstein ngomongin ciuman sich!!! maksud dari kalimat ini adalah kita di tuntut untuk fokus pada satu hal karena ketika kita tidak memperdulikan apa yang kita pusatkan maka hasil yang akan kita dapat tidak akan pernah memuaskan


4. Imaginasi adalah kekuatan.

“Imaginasi adalah segalanya. Imaginasi adalah penarik masa depan. Imaginasi lebih penting daripada pengetahuan”
Ini adalah ungkapan yang sangat terkenal dari Albert Einstein karena ternyata imaginasi memaikan peran penting bagi kehidupan kita dalam meraih kesuksesan seperti yang di katakan Einstein, “Tanda kejeneniusan sesungguhnya bukanlah pengetahuan melainkan imaginasi.”


5. Buat Kesalahan.
“Seseorang yang tidak pernah membuat kesalahan sebenarnya tak pernah mencoba sesuatu yang baru.”
Orang yang tidak pernah kesalahan sesungguhnya bukan karena di perfect tapi karena dia takut untuk melangkah dan mengambil keputusan oleh karena itu langkah yang anda akan ambil jika ada kesalahan sesungguhan itu adalah awal dari kesuksesan anda oleh karena itu jangan pernah takut yang namanya GAGAL
6. Hidup pada saat ini.
“Saya tak pernah memikirkan masa depan–itu akan datang sesaat lagi.”
Satu-satunya jalan agar hidup Anda baik dimasa depan adalah hidup dengan baik pada saat sekarang. Ah, lagi-lagi nasehat bijak untuk menyikapi waktu dengan tepat oleh pakar fisika quantum Einstein.


7. Hargai diri Anda.

“Berusahalah dengan keras bukan untuk menjadi sukses, tapi untuk menjadi lebih berharga.”
Tak perlu lah banting tulang untuk menjadi lebih sukes. Luangkan waktu Anda untuk menaikkan nilai diri Anda. Jika Anda memang bernilai, sukses akan datang menghampiri Anda.


8. Jangan mengharapkan Hasil Berbeda.
“Kegilaan: adalah melakukan sesuatu dengan cara sama berulang-ulang dan mengaharapkan hasil berbeda.”
Jika ingin hidup Anda berubah, Anda harus berubah. Mengubah cara pikir, cara pandang dan cara melakukan sesuatu. Ketika Anda mengubah pikiran Anda, mengubah Sudut pandang Anda, mengubah tindakan Anda, hidup Anda akan berubah dengan sendirinya.


9. Pengetahuan terasah melalui Pengalaman
“Informasi bukanlah pengetahuan. Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman.”
Setuju pak Einstein, saya tak berani membantah nasehat bapak di atas. Anda lebih berpengalaman daripada saya
Pengetahuan itu berasal dari pengalaman. Anda bisa mendiskusikan sebuah proyek tapi diskusi itu hanya akan memberi Anda informasi. Anda harus melakukan proyek tersebut untuk tahu apakah proyek tersebut berjalan dengan benar atau tidak. Anda harus melakukannya untuk mengatasi munculnya masalah-masalah ditengah proyek berjalan. Itu membuat Anda memiliki pengalaman baru dan bermanfaat.


10. Pahami Aturan Main, Lalu Bermainlah Lebih Baik.

“Anda harus memahami aturan permainan. Kemudian Anda harus bermain lebih baik daripada pemain lain.”
Bagi Einstein, dia cukup memahami aturan-aturan dasar Fisika lalu berpikir dan bekerja lebih baik dibanding fisikawan lainnya. Sederhananya, anda cukup melakukan dua hal saja.

JKT 48

Team J

semua pasti udah tau kalau Indonesia menjadi salah satu negara yang akan dikunjungi oleh SUPER JUNIOR (SUJU),sebelumnya mereka telah menghibur ELF Indonesia dengan tampil di KIMCHI (2011 silam), mengadakan konser SUPER SHOW 4 selama 3 hari berturut-turut, ikut dalam rangkaian tour Konser  SM TOWN bersama seluruh artis SM Enterteiment dan terakhir tampil di acara MUSIC BANK live Jakarta pada 9 maret 2013 lalu. melalui akun Twitter resmi @SIWON407 ia mengkonfirmasikan bahwa indonesia masuk dalam negara tujuan Konser SUPER SHOW 5 SUPER JUNIOR. SS5 sudah dibuka dengan konser perdana mereka di Seoul pada 23-24 Maret 2013 lalu. jika tidak ada pembatalan Konser SUPER SHOW 5 di Indonesia akan di gelar pada bulan JUNI,2013 namun mengenai lokasi dan tanggal resmi semua masih simpang siur, banyak yang mengatakan konser ini akan berlangsung pada tanggal 14 juni namun ada juga yang mengatakan akan berlangsung pada tanggal 26 juni. untuk itu semua info mengenai kepastian SUPER SHOW 5 di Indonesia sebaiknya menunggu konfirmasi resmi dari ihak Promotor dan Buat ELF Indonesia yang belum bisa menonton Konser SUJU pada beberapa konser yang telah berlalu sebaiknya menabung agar bisa menonton performe mereka di SS5.  akan ada perbedaan dari konser SUPER SHOW yang telah berlalu. so Don't Miss It ELF Indonesia :-D

fun fiction super junior

OPPA

 
 
“Kriiiiiiing…”suara jam weker membangunkan seorang gadis bernama Yoon Hee dari tidurnya. Sinar matahari yang masuk melewati jendela kamarnya yang terbuka membuatnya menyipitkan mata dan sesekali ia mengejap-ngejapkan matanya. Tertangkap bayangan seorang pemuda di kamar tidurnya, pemuda itu mempunyai postur badan yang cukup tinggi dan mengenakan setelan jas seragam sekolah yang pas ditubuhnya sehingga ia terlihat lebih tampan.

“Yoon Hee, ayo bangun!!”Ucap pemuda itu sambil sedikit mengguncangkan badan Yoon Hee.
“Oppa, aku masih mengantuk..”Jawab Yoon Hee memanggil Pemuda itu dengan sebutan oppa.
“Yoon Hee kalau kau tidak segera bangun mungkin kau akan terlambat datang keacara penerimaan siswa baru.”
“Huwaa..Oppa kenapa tidak bilang dari tadi.” Ucap Yoon Hee sambil bergegas bangun dari tidurnya.
“Chosumnida, aku tunggu di bawah bersama yang lainnya ya.”Ucap pemuda itu keluar dari kamar tidur Yoon Hee.
Yoon Hee menuruni satu persatu anak tangga di rumahnya tersebut, lalu menghampiri meja makan yang letaknya tidak jauh dari tangga, disana sudah menunggu tiga orang pemuda tampan yang tidak bukan dan tidak lain adalah oppa-oppanya.
“Siwon Oppa bisa tidak kau memakaikan dasi ini.”Pintanya pada pemuda yang tadi membangunkannya di kamar, sebelum ia duduk menyantap makanan mewah yang tersedia di atas meja makan.
“Donghae  Oppa, apa kau mengambil komikku?”Tanya Yoon Hee curiga pada Oppanya yang sedang menyuapkan nasi kemulutnya.
“Kenapa kau selalu menuduhku yang melakukannya? bisa saja kan Kibum  atau Siwon yang melakukannya.”Belanya tidak terima dengan tuduhan yang dilemparkan.
“Chosumnida, karena menurutku dari kalian bertiga hanya Oppa yang terlihat pantas melakukannya.”Kata Yoon Hee diikuti tawa lepas kedua oppanya yang lain.
“Ooo, jadi menurutmu diantara kami hanya aku yang bertampang seperti penjahat begitu?”Tanya Donghae dengan memasang tampang marah yang dibut-buat dengan menyipitkan matanya.
“Aku mengerti maksud ucapan Yoon Hee.”Ucap Kibum yang merupakan salah satu dari ketiga Oppa Yoon Hee yang dari tadi hanya diam seribu bahasa.
“Menurut Yoon Hee tangan Hyung lah tangan yang paling menakjubkan, karena setiap ada barang yang rusak atau hilang di rumah ini pasti karena ulah Hyung, bukan begitu Yoon Hee?”
“Kuge sasir imnida!”Jawabnya singkat.
“Aku tidak menyangka, jadi itukah yang ada dipikiran kalian tentangku selama ini?”Ucap Donghae melebih-lebihkan.
“Sudahlah Hyung, kesedihanmu itu tidak akan membuat kami menarik kembali kata-kata yang baru saja kami keluarkan.”Balas kibum puas dapat mengembalikan kata-kata Hyungnya barusan.
“Begitukah? Siwon sepertinya hanya kau yang tidak berpikiran.. “
“Maaf Hyung bukan berarti aku membela Hyung jika dari tadi aku diam, tapi untuk kali ini sepertinya aku lebih berpihak pada mereka.”Ucap Siwon sambil melanjutkan makannya.
“                       “                       “
Siswa-siswi AUTHOR
“Wwaaaaaaaaaaaaaaaaaa……”Riuh siswa-siswi SMA Yeong Sang pagi itu saat melihat siapa yang keluar dari sedan biru mengkilat yang berhenti di depan pintu gerbang sekolah mereka.
“Hei lihat kakak beradik dari kelurga Kim datang.”Terdengar samar-samar percakapan diantara mereka.
“Iya, dan kudengar adik perempuan mereka tahun ini juga lolos ujian saringan masuk dan akan bersekolah di sini.”
“Wwaaah, keluarga mereka hebat sekali ya!”
“Dan pagi ini saat kubaca koran nama ayah mereka muncul menghiasi halaman utama.”
“Woooo…. benarkah? Eh tunggu, bukankah orang tua mereka ada diluar negeri sekarang, tadi pagi kulihat tidak ada berita tentang keluarga Kim dikoran.”
“Pabo ya~, aku baca koran luar negeri tahu !Jawabnya sambil memukul kepala temannya itu. Lalu, datang siswa lain lagi.
“Oww, jadi ini ya anak penyumbang dana terbesar untuk sekolah ini?”
“Wooo, wooo, siapa yang keluar itu? Tampan sekali..”Tanya anak itu dengan tampang bodoh.
“Masa kau tidak tahu?”
“Memangnya kau tahu? Kau kan juga anak baru disini.”
“Jelas aku tahu, orang tuaku sempat menjadi rekan bisnis orang tua mereka, dan mereka sering bercerita tentang betapa kayanya kelurga Kim itu dan juga tentang betapa hebat anak-anaknya.”
“Lalu apa kata ayahmu tentang mereka?”
“Lihat laki-laki yang paling tinggi di sana itu, namanya Kim Siwon ia anak kedua keluarga Kim, menjabat sebagai ketua osis di sekolah ini tiga tahun berturut-turut, pintar, berbakat terutama dalam bidang olahraga, dan sekarang ia juga menyandang sabuk hitam untuk kejuaraan karate tingkat nasional,  dan ia mendapat julukan dari orang-orang The Prince of School. Banyak siswi-siswi yang menyukainya termasuk aku, he he he..”
“Baiklah-baiklah lanjutkan, bagaimana dengan yang memakai topi itu?”
“Wwaaaah ia juga salah satu idolaku, lihat tampangnya cute sekali kan, ia adalah anak ketiga dari keluarga Kim, namanya Kim Kibum, ia pernah sekolah beberapa tahun di Amerika tempat di mana orang tuanya tinggal sekarang, ia juga pintar dan berbakat dalam bidang seni, diantara anak-anak keluarga Kim yang lain ialah yang paling pendiam dan susah untuk didekati. Ia dijuluki The Cool Snowman.”
“Lalu yang mengunyah permen karet itu, siapa dia?”
“Nah, dia anak pertama keluarga Kim. Namanya Kim Donghae.”
“Kalau dia memang anak pertama,  kenapa ia masih bersekolah bukannya seharusnya ia sekarang sudah duduk dibangku universitas? Jangan-jangan kau ingin bilang kalau ia pernah tidak lulus saat ia SD, SMP, atau mungkin di SMA.”
“Tenang-tenang justru sebaliknya saat ia SD, SMP, dan SMA ia mengambil kelas percepatan dan berhasil mendapatkan gelar sarjana di Amerika saat usianya masih sangat muda, sehingga ia memutuskan untuk mengulang kembali studinya di SMA, ia dijuluki The Cute of Smart Boy.”
“Ok, baiklah lalu siapa yang perempuan itu?”
“Oohh dia anak keempat  keluarga Kim, namanya Kim Yoon Hee ia seumuran dengan kita, tidak banyak informasi yang kudapat tentangnya, tapi ia anak yang paling tidak menonjol dari yang lainnya, malah aku sempat mendengar kabar bahwa ia… “Anak itu membisikkan sesuatu kepada temannya, seolah-olah ada hal yang tidak boleh diketahui oleh orang lain.
“Woooo, kasihan sekali ya dia..”
“                       “                       “
“Wwaaaaaaaa…..”Terdengar suara gaduh siswa-siswi SMA Yeong Sang pagi itu ketika melihat mobil keluarga Kim muncul dipintu gerbang utama SMA mereka.
“Oppa, apakah setiap pagi seperti ini?”Tanyanya saat mobil mereka memasuki pintu gerbang SMA elit itu.
“Kurang lebih begitu.”Jawab Donghae yang duduk dimuka bersebelahan dengan Pak Jin Tah, supir pribadi mereka.
“Tampaknya kalian mempunyai banyak penggemar di sini, dari tadi aku lihat mulut mereka menyebut-nyebut nama kalian.”
“Dan mulai sekarang kau harus terbiasa dengan itu semua.”Ucap Kibum sambil memebetulkan letak topi di kepalanya.
“Sebelum turun aku ingin memperingatkanmu untuk tidak jauh-jauh dari kami  sampai upacara penerimaan siswa baru selesai dan sampai kau masuk ke dalam kelasmu.”Perintah Siwon sebelum mereka turun dari mobil.
“Kyaaaa… Siwon Oppa…”Jerit mereka makin keras saat melihat Siwon, Kibum, dan Donghae keluar dari mobil. Mereka terus menjerit memanggil-manggil nama Siwon, Kibum, dan Donghae hingga sampai ke gedung upacara. Yoon Hee terus memegang jas Donghae dan mengikuti di belakangnya namun karena begitu banyak anak-anak yang bergerombol  disekitar mereka, badannya yang mungil pun tak sanggup menahan, ia pun terpisah.
“Kya.. Oppa..” Panggil Yoon Hee saat itu, tapi tidak ada yang mungkin mendengarnya diantara kerumunan orang sebanyak itu.
“Yoon Hee kau tidak apa-apa?”Tanya Siwon yang sudah merangkul Yoon Hee diantara kerumunan orang.
“Hmm.. aku baik-baik saja.”Angguk Yoon Hee mantap.
“Kan sudah kubilang untuk tidak jauh-jauh dari kami.”Tegas Siwon sambil menatap lurus ke depan.
(Yoon Hee  Sound)
“Kan sudah kubilang untuk tidak jauh-jauh dari kami.”
Itu sudah kulakukan oppa, tapi begitu banyak orang di sini.
Lagipula aku tidak menyangka bahwa akan seperti ini kejadiannya, rasanya aku hampir mati tadi jika tidak ada oppa yang menolongku, tapi ngomong-ngomong aku tidak menyangka kalau oppa benar-benar tinggi dan kuat sekarang.
Yah~ Yoon Hee apa yang kau pikirkan dia ini oppamu, buang jauh-jauh pikiran itu.
“Yoon Hee. Gwanchanayo?”Tanya Donghae tampak khawatir dengan Yoon Hee yang terlihat pucat saat tiba di gedung upacara bersama Siwon.
“Ne, aku baik-baik saja,  Oppa tidak usah cemas.”
“Benar kau tidak apa-apa? Wajahmu tampak pucat kau tahu?”Donghae masih dengan kekhawatirannya.
“Dia tidak apa-apa, minumlah ini.”Siwon menyodorkan Yoon Hee sebotol air mineral yang baru dibelinya setelah mengantarkan Yoon Hee ke gedung upacara.
“Kau mau?”Tanya Kibum yang dari tadi duduk di kursi samping Yoon Hee sambil menyodorkan sebatang coklat dari saku jasnya.
“Kurasa baik untukmu.”Lanjut Kibum lagi diikuti Yoon hee yang mengambil coklat itu. Dari panggung terdengar suara guru yang yang memanggil Siwon melalui pengeras suara, untuk maju ke atas panggung untuk memberikan kata sambutan.
“Yoon Hee, Gwanchanayo?”Tanya Kibum kembali yang ternyata dari tadi juga penasaran dengan keadaan Yoon Hee.
“                       “                       “
“Annyeong, siapa namamu?”Seorang siswi mendekati Yoon Hee yang sedang duduk di bangku pojok ruang kelasnya saat bel istirahat berbunyi.
“Chanun Kim Yoon Hee imnida.”
“Oww, kau anak keluarga Kim ya? namaku Han Soon Hee.”Ucapnya dibalas senyum manis oleh Yoon Hee.
“Kau tidak ke kantin?”Tanyanya lagi pada Yoon Hee.
“Sebenarnya aku ingin, tapi aku malas ke sana jika sendirian.”
“Bagaimana kalau aku temani? Kebetulan aku juga mau ke sana. Kau mau ikut?”
“Benarkah?”
“Hmm..”
“kau pilihlah makanan yang kau inginkan, di sini kita harus memilih sendiri.”Kata Soon Hee saat mereka tiba di kantin.
“Ooo, begitu ya!”
“Apakah kakakmu tidak pernah cerita tentang sekolah ini?”Yoon Hee hanya menggeleng.
“Kakakku juga bersekolah di sini, mulai tahun ini ia menjadi murid kelas tiga, ia sering menceritakan banyak hal tentang sekolah ini saat aku berada di rumah sakit.”
“Di rumah sakit?”
“Ya, Jantungku lemah, jadi aku terpaksa harus bolak-balik masuk rumah sakit.”
“Mianheyo, aku tidak tahu.”
“Ne, kau mau duduk di mana?”
“Bagaimana kalau di sana?”Yoon Hee menunjuk satu meja yang kosong, mereka membawa nampan yang berisi makanan yang mereka pilih dan meletakkannya di meja itu. Kantin itu sangat luas, mejanya juga banyak. Kantin itu mungkin dapat menampung semua murid SMA Yeong Sang yang berjumlah seribu orang. Di tengah-tengah kantin itu terdapat sebuah air mancur, jendelanya juga terhubung langsung dengan taman yang terletak di belakang sekolah, sehingga para siswa merasa nyaman berada situ.
“Yoon Hee, bukankah itu ketiga kakakmu?”Soon Hee menunjuk ke arah pintu kantin.
“Ya, biarkan sajalah, toh aku juga sudah sering melihat mereka di rumah.”
“Hha ha ha Yoon Hee, ternyata kau sangat lucu ya, pura-pura tidak peduli kepada ketiga kakakmu padahal setahuku, Putri keluarga Kim sangat dekat dengan ketiga oppanya.”
“Bagaimana kau tahu?”
“Jelas aku tahu keluargamu kan sangat terkenal.”
“Yoon hee apa kau kenal dengan gadis yang bersama- sama oppamu itu?”
“Mana?”
“Itu di samping Siwon oppa.”Tunjuk Soon Hee.
“Hah, sudahlah, mungkin itu hanya temannya.”
(Yoon Hee  Sound)
Siapa ya wanita itu?
Oppa tidak pernah menceritakannya padaku.
Sepertinya dia dekat sekali dengan Donghae oppa dan  Siwon oppa.
Hah, sudahlah untuk apa aku memikirkannya, nanti aku juga akan tahu..
“                       “                       “
“Huh, sekolah macam apa ini?”Desah Yoon Hee kesal saat mengetahui dirinya tersesat di sekolahnya sendiri.
“Di mana kelasku?”
“Seharusnya aku tidak menolak tawaran Siwon Oppa untuk mengantarkanku sampai ke kelas.”
(flashback)
“Apa yang sedang kau pikirkan?”Tanya Siwon pagi ini di mobil yang sedang membawa mereka menuju ke sekolah.
“Apa yang sedang kau pegang itu?”Tambah kibum.
“Map !”
“Map? Untuk apa kau membawa map kesekolahmu sendiri? Jangan bilang kau tidak hapal jalan menuju ke kelasmu !”Goda Donghae puas dapat membalas adiknya kemarin.
“Kau diam. Berarti tandanya kau memang tidak hapal dengan jalan ke kelasmu sendirikan?”Ucap Donghae semakin yakin.
“Ti.. tidak! Aku hapal kok!”Yoon Hee menyembunyikan map tersebut ke dalam tasnya.
“Kalau kau memang tidak hapal biar aku yang mengantarmu sampai ke kelas.”Tawar  Siwon. Tetapi tawaran itu tidak diindahkan Yoon Hee karena ia terlanjur kesal diledek oleh Donghae.
“Tidak perlu, aku bisa sendiri kok ke kelasku, kalian tidak usah repot-repot mengantarku.”
“Lebih baik kau terima tawaran Oppamu itu daripada kau tersesat karena malu mengakuinya.”Ledek Donghae memanasi-manasi Yoon Hee.
“Sudah hentikan!! akan kubuktikan pada kalian kalau aku tidak akan pernah tersesat, lihat saja nanti!”Kata Yoon Hee kesal lalu membuang muka dan menekuk tangannya di dada.
(end of flashback)
“Sekarang, matilah aku karena ulahku sendiri, bel masuk sebentar lagi akan berbunyi di mana kelasku?”
“Hei kau, apa yang kau lakukan di sini? Kembali ke kelasmu, sebentar lagi bel masuk akan segera berbunyi.”Ucap seorang guru sambil memainkan penggaris panjang di tangannnya, seolah-olah ingin mencincang mangsanya.
“Ba.. baik pak!”Balas Yoon Hee sambil mengambil langkah seribu.
“Hah.. hah.. hah..”Suara napasnya terengah-engah.
“Bukankah itu Siwon Oppa, bersama siapa dia?”Dilihatnya Siwon sedang berjalan bersama gadis yang kemarin bersamanya di kantin.
“Tidak ada waktu lagi, sekarang, atau kau akan mendapat hukuman dari gurumu.”Dengan sedikit berlari ia menghampiri Siwon.
“Siwon Oppa!”Panggil Yoon Hee sehingga membuat Siwon dan gadis yang berada di sampingnya itu menengok.
“Yoon Hee sedang apa kau di sini? Seharusnya kau kan ada di kelas mengikuti jam pelajaran.”
“Mianheyo.. tapi apakah oppa bisa membantuku sebentar?”
“Sun nye kau duluan saja.”Kata Siwon menyuruh gadis itu pergi duluan. Sesaat sebelum pergi tampak Sun nye melemparkan senyumannya kepada Yoon Hee dan dibalas Yoon Hee dengan sedikit tersenyum.
“Dia cantik sekali..”Ucap Yoon Hee kagum.
“Apa dia pacarmu?”
“Bukan dia temanku, lalu ada apa?”
“Oh iya aku lupa, Oppa bisakah kau mengantarkanku ke kelas?”
“Memang kenapa?”
“Aku tersesat.”Jawab Yoon Hee pelan.
“Apa? Aku tidak dengar.”Goda Siwon pura-pura tidak mendengar kat-kata Yoon Hee yang seharusnya dapat ia dengar dengan jelas walaupun pelan karena jarak mereka yang terlampau dekat.
“Aku tersesat.”
“Apa Yoon Hee? Suaramu terlalu kecil, aku tidak mendengarnya.”
“Oh, baiklah Oppa ternyata kau memang ingin membuatku malu rupanya, aku bilang aku tersesat, bisakah kau membantuku mencari di mana kelasku.”Jerit Yoon Hee menaikan nada bicaranya sehingga membuat orang-orang di sekeliling mereka tertawa.
“Puas? Puaskan?”Kata Yoon Hee kesal dipermainkan oleh Oppa-oppanya hari ini.
“Kim Yoon Hee.”Panggil wali kelas 10-3.
“Kim Yoon Hee, apakah dia belum datang?”Tanya guru itu lagi.
“Belum Bu.”Jawab beberapa anak serentak.
“Ke mana dia? Ya sudah ayo kita lanjutkan.”Tiba-tiba pintu kelas diketuk oleh seseorang dan betapa terkejutnya guru dan murid-murid di kelas saat melihat siapa yang datang. Keriuhan mulai kembali terjadi di kelas.
“Hei sudah diam!” Perintah guru itu pada murid-murid yang mulai ribut.
“Ne, ada apa Siwon?”Tanya guru itu dengan senyum lebar dan mata berbinar-binar.
“Mianheyo menggangu, aku ingin mengantarkan adikku, tadi ia tersesat.”
“Maaf Bu.”Ucap Yoon Hee tertunduk.
“Oh Yoon Hee, tidak apa-apa, ayo masuk.”Ucap gurunya tak terduga, padahal di benak Yoon Hee, ia sudah membayangkan berbagai hukuman yang akan diterimanya.
“Baiklah, kalau begitu aku permisi.”Ucap Siwon sopan.
“Yoon Hee yang tadi itu Oppamu ya? Ia tampan sekali.”Celoteh beberapa anak.
“Yoon Hee kau kenapa?”Tanya Soon Hee saat Yoon Hee ingin duduk di bangku depan meja Soon Hee.
“Aku tersesat.”
“                       “                       “
“Yoon Hee perkenalkan ini kakakku.”Kata Soon Hee saat bel pulang sekolah berbunyi.
“Annyeong, KangIn imnida.”
“Annyeong, Yoon Hee imnida.”
“Terima kasih ya sudah menjaga adikku.”
“Tidak, tidak apa-apa.”
“Kudengar kau putri keluarga Kim ya?”Yoon Hee hanya mengangguk.
“Aku tidak menyangka ternyata kau lebih manis dari yang diceritakan oppamu padaku.”Sesaat wajah Yoon Hee memerah mendengar pujian yang dilontarkan oleh KangIn itu.
“Oppa?”
“Ne, Donghae. Dia Oppamu kan?”
“Oh iya dia oppaku, bagaimana KangIn Oppa bisa tahu?”
“Karena ia teman sekelasku.”
“Oppa, aku sudah siap.”Kata Soon Hee begitu keluar dari kelasnya.
“Baiklah kalau begitu kami duluan ya.”KangIn menyudahi pembicaraan.
“Yoon Hee, kami duluan ya.”Sambung Soon Hee diikuti senyum lebar di wajahnya.
“Hati-hati ya.”Balas Yoon Hee.
“                       “                       “
“Sudahlah kalian jangan menggangguku.”Kata Yoon Hee saat jam makan malam di rumahnya.
“Jadi benarkan tadi kau tersesat?”Donghae kembali menggoda Yoon Hee.
“Baiklah, aku memang tersesat, lantas apa mau kalian, berhentilah menggangguku.”Yoon Hee semakin kesal tetapi tawa ketiga Oppanya semakin pecah.
“Lebih baik kalian urusi saja urusan kalian masing-masing, kau juga Donghae Oppa kau selalu meledekku padahal diam-diam kau menceritakan pada KangIn Oppa betapa manisnya adikmu ini kan?”Lanjut Yoon Hee berusaha membalikkan omongan Donghae.
“KangIn? Kau mengenalnya?”Donghae nampak terlihat kaget. Sesaat suasana berubah menjadi hening.
“Ne, Soon Hee temanku adalah adik dari KangIn Oppa.”
“Lalu apa yang ia katakan padamu?”Donghae Oppa semakin penasaran.
“Tidak ada, hanya saja dia bilang aku lebih manis dari yang Oppa ceritakan padanya.”Ucap Yoon Hee sambil tersipu malu.
“Manis!”Siwon dan Kibum mulai angkat bicara.
“Kenapa? Tidak terima ya aku dibilang manis?”
“Lalu apa lagi yang ia katakan?”Kata mereka semakin penasaran. Menyadari ada yang aneh dengan Oppanya Yoon Hee pun jadi ikutan penasaran.
“Sebenarnya kalian ini kenapa sih?”Tanya Yoon Hee.
“Lalu apa kau menyukai KangIn?”Tanya mereka kembali tanpa mengindahkan pertanyaan Yoon Hee.
“Oh, baiklah sekarang kalian mulai mengintrogasi perasaanku. Aku sudah selesai makan, aku mau mandi dulu.”
“Yoon Hee tapi kau belum menjawab pertanyaan kami.”Yoon Hee pun berlalu.
(Siwon Sound)
“Tidak, hanya saja ia bilang aku lebih manis dari yang Oppa ceritakan kepadanya.”
Aku sudah menduganya suatu saat pasti ini akan terjadi, tapi kenapa harus sekarang, aku belum siap.
Aku belum siap untuk melihatnya bersama orang lain.
(Donghae Sound)
Apa-apaan si KangIn itu..
Apa dia menyukai Yoon Hee?
Sial! Tenyata salah aku menceritakan padanya..
Seharusnya aku sudah bisa menduga dari awal.
Dia kan sudah tahu bagaimana perasaanku padanya.
(Kibum Sound)
Siapa KangIn?
Tapi sepertinya dia menyukai orang itu.
Kenapa harus secepat ini?
Baiklah aku akan mencari informasi lebih banyak lagi besok.
“Hei Oppa, kenapa kalian melamun?”Tanya Yoon Hee yang baru saja turun dari lantai atas untuk mengambil minum.
“Kalian masih belum juga menghabiskan sarapan kalian ya?”
“Oppa..”Panggil Yoon Hee membuat ketiga Oppanya itu tersadar.
“Yah~ kau sudah selesai mandi?”Tanya Donghae  Oppa yang baru tersadar dari lamunannya.
“Aku sudah selesai dari tadi, ya sudah aku tidur duluan ya, lanjutkan saja lamunan kalian, maaf tadi aku mengganggu.”
“                       “                       “
“Hei Siwon apa kau mendengarku?”Tanya Sun nye yang terus memperhatikannya dari tadi.
“Mianheyo, apa yang barusan kau bilang?”Siwon balik bertanya.
“Ini laporan pengeluaran uang kas osis kita bulan ini, sepertinya kita terlalu boros.”Jelas Sun nye lagi, tapi tetap saja Siwon asyik dengan pikirannya sendiri.
“Baiklah, sepertinya pembicaraan ini harus kita tunda terlebih dahulu. Sekarang kau ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi? Sudah beberapa minggu ini kau tidak berkonsentrasi terhadap tugas-tugas yang ada di hadapanmu. Apa ini mengenai orang yang kau sukai itu?”Tanya Sun nye berusaha mengorek informasi dari Siwon.
“Sepertinya dia menyukai seseorang?”
“Bagaimana kau bisa tahu hal itu?”
“Dari caranya menceritakan orang itu, sepertinya ia menyukainya.”
“Mungkin itu hanya perasaanmu saja.”
“Ya mungkin, tapi aku merasa ini bukan hanya sekedar perasaan.”
“Lantas, apa yang akan kau perbuat?”
“Aku tidak tahu, Sun nye tolong kau letakkan saja laporan itu di mejaku, aku ingin mencari udara segar.”Kata Siwon sambil meninggalkan Sun nye di ruang rapat sendirian.
(Sun nye  Sound)
Bagaimana dengan perasaanku?
Kau selalu saja memikirkan perasaannya.
Tapi kau tidak tahu kan kalau aku juga menyukaimu?
Hah, Siwon..
Aku jadi semakin penasaran seperti apa perempuan yang kau sukai itu.
Bagaimana mungkin ia tidak menyadari perasaanmu itu.
“                       “                       “
“Bukankah itu Yoon Hee?”Tanya Siwon pada dirinya sendiri saat ia melihat Yoon Hee ditaman bersama seseorang dari jendela di lantai dua.
“Bersama siapa dia?”
“Itu KangIn.”Jawab seseorang dari arah belakang punggungnya. Donghae.
“Benar dugaanku, KangIn menyukai Yoon Hee.”
“Bagaimana kau tahu?”
“Aku sudah berbicara dengannya beberapa minggu yang lalu.”
“Lalu apa katanya?”
“Dia bilang….”
(flashback)
“KangIn apa kau menyukai Yoon Hee?”Tanya Donghae saat tidak sengaja bertemu dengan KangIn di dalam toilet.
“Ya, memangnya kenapa?”
“Bukankah kau sudah tahu bagaimana perasaanku padanya.”
“Ya, tapi ia hanya menganggapmu sebagai Oppanya, ia tidak tahu siapa kau sebenarnya.”
“Buuk!”Sebuah tinjuan mengenai wajah KangIn dan melukai sudut bibirnya.
“Hei, apa-apaan kau ini!”KangIn berusaha membalas Donghae, tapi niatnya itu berhasil digagalkan oleh murid-murid yang pada saat itu sedang berada di dalam toilet. Mereka memegangi tangan Donghae dan KangIn sehingga tidak ada ruang untuk mereka berdua bergerak.
“Baiklah, kalau kau memang menyukainya, mari kita bertanding secara sehat, siapa yang berhasil mendapatkan tempat di hatinya.”Ajak KangIn dengan menatap mata Donghae serius.
“Baik, aku setuju! Tapi siapa yang gagal harus menerima kekalahannya dengan lapang dada.”Tambah Donghae,
“Baik, aku setuju.”
“Hei kalian, sekarang lepaskan kami.”Perintah KangIn pada murid-murid yang memegangi tangan mereka dari tadi.
“Buuk!”KangIn membalas pukulan Donghae yang tadi sempat tertunda.
“Ini untuk balasan yang tadi.”Katanya sambil beranjak pergi.
(end of flashback)
“Hyung! apa yang Hyung lakukan dengan menjadikan Yoon Hee sebagai bahan taruhan.”Siwon memegang kerah baju Donghae karena kesal.
“Aku tahu apa yang kulakukan.”
“Kalau Hyung tahu kenapa kau masih melakukannya juga?”Teriak Siwon sehingga membuat orang di sekeliling mereka terkejut.
“Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaannya?”Tambah Siwon lagi.
“Bukannya aku tidak memikirkan bagaimana perasaannya, tapi apa kau mau kalau Yoon Hee jatuh ke tangan si brengsek KangIn itu, apa kau mau, hah?”Balas Donghae tidak mau kalah.
“Terserah! aku sudah tidak mau lagi tahu dengan urusanmu.”Kata Siwon sambil mendorong badan Hyungnya itu.
“Baiklah, aku juga tidak mau peduli lagi denganmu.”
“                       “                       “
Suasana di ruang tengah terasa suram, Yoon Hee menangkap itu dari tadi.  Oppa-oppanya tidak ada yang bersuara seorang pun, hanya suara televisi yang memecahkan keheningan. Biasanya Oppa-oppanya akan mengatakan sesuatu kepadanya atau meledeknya hingga ia merasa kesal, tapi kali ini tidak ada yang angkat bicara. Yoon Hee akhirnya memutuskan untuk memulai pembicaraan.
“Oppa apa kalian lihat, lucu sekali ya filmnya.”Tatapi tetap tidak ada yang menanggapi.
“Oppa apa kalian tidak ada yang haus? Aku ambilkan minum ya.”Kata Yoon Hee beranjak bangun dari sofa tempat ia duduk.
“Tidak Yoon Hee, kami tidak haus atau pun lapar.  Sebaiknya kau kembali duduk!”Jawab Siwon dengan nada tinggi.  Yoon Hee yang tidak berani melawan pun akhirnya duduk kembali.
(Yoon Hee sound)
Ada apa sih dengan Oppa-Oppaku?
Tidak biasanya mereka seperti ini.
Pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan.
Terutama Siwon Oppa, ia tidak akan terlihat kesal jika tidak ada masalah yang mengganggunya.
Apa yang sebaiknya kulakukan ya?
“Oppa kau tahu aku dan KangIn Oppa.. “Belum selesai Yoon Hee berbicara, Donghae memotong kata-kata Yoon Hee.
“Sudah hentikan! Jangan pernah membicarakannya lagi.”Bentak Donghae sehingga membuat Yoon Hee ketakutan. Siwon dan Kibum hanya terkejut tanpa bisa berkata apa-apa.
“Tapi Oppa, kenapa? Bukankah KangIn Oppa adalah temanmu?”
“Sudah cukup! Aku bilang jangan lagi kau sebut-sebut namanya dihadapanku.”Emosi Donghae semakin tidak tertahankan, Yoon Hee pun lari kekamarnya di lantai atas meninggalkan ketiga Oppanya yang terdiam di lantai bawah.
“Puas! Hyung sadar tidak apa yang kau lakukan barusan? Kau telah menyakiti hati Yoon Hee.”Bentak Siwon pada Donghae.
“Sial!!”Teriak Donghae.
“Hei, apa yang kalian bicarakan, aku tidak mengerti.”Tanya Kibum yang dari tadi hanya diam tanpa mengerti apa yang mereka katakan.
“Tanyakan saja pada Hyungmu ini! Hyung lebih baik kau memberinya penjelasan sebelum kau kalah dalam taruhan itu.” Jawab Siwon ketus, meninggalkan Donghae dan Kibum di ruang tengah.
“Hyung bisa kau menjelaskannya?” Kibum menunggu penjelasan.
“Sial!!”Kata Donghae pergi mengejar Yoon Hee kekamarnya.
“Baiklah, sekarang bisa kau jelaskan padaku Hyung? Tanya Kibum pada Siwon yang sedang mengendarai mobilnya menuju ke daerah atas kota Seoul. Di sana Siwon menepikan mobilnya, dan mereka pun berbicara sambil melihat pemandangan indah kota Seoul dari atas. Banyak lampu-lampu jalan yang menerangi kota sehingga terlihat indah.
“Donghae Hyung menjadikan Yoon Hee barang taruhan dengan KangIn beberapa minggu yang lalu.”
“Ooo.. ” Jawab Kibum santai sambil meminum minuman kaleng yang barusan ia beli dari mesin penjual minuman kaleng otomatis di belakangnya.
“Hei, kenapa jawabanmu hanya Ooo..?” Tanya Siwon yang tidak puas dengan jawaban Kibum.
“Lalu aku harus menjawab apa? Lagipula semuanya sudah terjadi kan?”
“Ne, kau benar.”
“Oh ya Hyung, apa kau tahu kalau Yoon Hee dan KangIn berpacaran sekarang?”
“Oh ya ?”
“Kenapa kau hanya menjawab dengan Oh ya?”
“Lalu aku harus menjawab apa? Lagipula semuanya sudah terjadi kan?” Sesaat mereka terdiam, lalu tawa pecah dari keduanya.
“Kita ini aneh ya bisa-bisanya menyukai adik sendiri?” Ucap Kibum sambil menatap pemandangan di depannya.
“Ya, seandainya kecelakaan dua belas tahun lalu itu tidak pernah terjadi, mungkin tidak akan seperti ini ya?”
“Hmm.. dan mungkin Yoon Hee akan lebih bahagia ya.”
“Aku tidak pernah bisa membayangkan bagaimana jika Yoon Hee tahu kenyataan yang sebenarnya.”
“Lebih baik ia tidak mengetahuinya sampai waktunya tiba, biarlah dia bahagia dengan caranya sendiri sekarang, karena pada saatnya nanti mungkin ia akan tertekan pada kenyataan yang ada.” Timpal Siwon menerawang.
“Ne, aku juga, aku lebih baik menderita daripada melihat ia yang menderita.” Tambah Kibum.
“Aku tidak menyangka, ternyata kau lebih dewasa dibandingkan dengan Donghae Hyung.” Goda Siwon.
“Baiklah, ayo kita pulang.. Sepertinya ada seseorang yang masih membutuhkan bantuan kita untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.” Ucap Siwon sambil membuka pintu mobilnya.
“                       “                       “
“Yoon Hee kau kenapa?” Tanya Soon Hee pada Yoon Hee saat bel istirahat tiba.
“Dari tadi kuperhatikan kau lesu sekali.  Apa kau sedang ada masalah?” Tambahnya lagi.
“Aniyo, hanya saja.. “Omongan Yoon Hee terputus saat KangIn memanggilnya dari pintu kelas.
“Yoon Hee kau ingin ke kantin tidak?” Tanya KangIn.
“Soon Hee apa kau mau ke kantin bersama kami?” Tanya Yoon Hee saat ia beranjak berdiri.
“Hmm.. “geleng Soon Hee.
“Aku sudah membawa bekal, lebih baik kalian berdua saja, sepertinya kalian harus lebih banyak meluangkan waktu bersama.” Ucap Yoon Hee diikuti senyum manisnya.
“Baiklah kalau begitu aku pergi dulu ya.” Yoon Hee meninggalkan Soon Hee menuju KangIn yang sudah dari tadi menunggunya.
“Yoon Hee kau kenapa?” Tanya KangIn saat melihat Yoon Hee tidak menghabiskan makanan di depannya tapi malah asyik dengan pikirannya sendiri.
“Aku sudah kenyang.” Jawab Yoon Hee tidak bersemangat.
“Tidak mungkin sudah kenyang, kau baru makan dua sendok dari tadi. Yoon Hee apa kau sedang ada masalah?” Tanya KangIn cemas sambil meletakkan sendoknya kembali.
“Aniyo.. Oppa, apakah Oppa sedang ada masalah dengan Donghae Oppa?” Tanya Yoon Hee membuat KangIn tersedak dengan minuman yang ia minum.
“Oppa kenapa? Apa ada yang salah dengan pertanyaanku tadi?”
“Kenapa kau bisa berpikiran begitu?” Tanya KangIn heran.
“Habis belakangan ini aku merasa Donghae Oppa berubah, ia jadi lebih sering marah-marah saat aku menyebut namamu di depannya.” Jelas Yoon Hee sambil menundukkan kepalanya sedih.  Sesaat kangIn terlihat bingung saat harus menjawab pertanyaan Yoon Hee.  Lalu ia pun mulai angkat bicara.
“Kami baik-baik saja, kau tidak usah khawatir, mungkin ia memang ada masalah tapi tidak denganku, mungkin dengan orang lain.” Jelas KangIn berusaha menghibur Yoon Hee.
“Benarkah?” Tanya Yoon Hee berusaha mendapat kepastian dari KangIn.
“Hmm.. sekarang habiskanlah makananmu, aku yakin Oppamu baik-baik saja.” Jawab KangIn yakin.
(Kangin sound)
Yoon Hee maafkan aku, aku tidak bermaksud menyakitimu.
Hanya saja aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksimu jika kau mengetahui hal yang sebenarnya.
Aku tidak mau kau sampai membenciku.
Aku juga tidak mau hubunganmu dengan Oppamu retak karena hal ini.
Karena walau bagaimana pun juga ia masih temanku, sahabat baikku.
Walaupun mungkin sekarang ia jadi sangat membenciku, karena orang yang paling berharga untuk dirinya malah menjadi milik orang lain.
“Oppa kau kenapa?” Tanya Yoon Hee membuat KangIn tersadar dari lamunannya.
“Aniyo.. ” Kata KangIn sambil berusaha tersenyum.
“Siwon apa itu adikmu?” Tanya Sun nye pada Siwon saat mereka sedang makan bersama di kantin.
“Adikku?”
“Ne Yoon Hee, bersama siapa dia?”
“Apa itu pacarnya?” Pertanyaan Sun nye membuat Siwon terkejut, lantas ia pun membalikkan badannya untuk melihat siapa orang yang dimaksud Sun nye tadi.
“Aku tidak tahu.” Jawab Siwon seolah-olah tidak peduli, lalu melanjutkan makannya lagi.
“Hei, bukannya itu KangIn, teman Oppamu itu?”
“Ya..  mungkin.” Jawab Siwon acuh.
“Siwon lihat! Mereka mesra sekali ya.. “Kata-kata Sun nye membuat Siwon terpaksa memutar kembali tubuhnya ke belakang untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Di sana terlihat Yoon Hee sedang tertawa dengan lepasnya sambil sesekali menyuapkan nasi ke mulutnya, sepertinya KangIn lah yang membuat Yoon Hee tertawa, terbukti saat Kangin mengeluarkan sepatah dua patah kata Yoon Hee langsung melepaskan tawanya dengan riang.
“Menurutku mereka berpacaran, karena kalau memang tidak kenapa mereka terlihat akrab sekali.. ” Sun nye terus berkomentar tanpa mengetahui perubahan ekspresi pada wajah Siwon, tidak tahan dengan pemandangan yang dilihatnya itu Siwon pun beranjak pergi.
“Siwon kau mau ke mana?” Tanya Sun nye yang heran melihat siwon yang tiba-tiba pergi, lantas ia pun menyusulnya.
“                       “                       “
Suasana di meja makan malam itu terasa canggung, tidak ada yang berani berkomentar atau pun berbicara saat itu. Padahal Donghae sudah meminta maaf pada Yoon Hee kemarin malam, tapi entah kenapa suasana saat itu tidak mendukung mereka untuk berbicara satu patah kata pun.
“Aku tidak lapar.” Ucap Yoon Hee meninggalkan piring nasinya tetap penuh dan pergi menaiki tangga menuju ke kamarnya.  Siwon, Kibum, dan Donghae hanya diam saja tanpa ada yang berniat untuk menyuruh Yoon Hee tetap di situ menghabiskan makanannya.
“Ada apa dengan Oppa-Oppaku? Kenapa mereka semua jadi aneh? aku seperti tidak mengenal mereka lagi.” Ucap Yoon Hee pada dirinya sendiri sambil memeluk boneka beruang yang pernah diberikan Kangin kepadanya. Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dan muncul lah Kibum sambil membawa nampan berisi makan malam untuk Yoon Hee.
“Hei.. ” Katanya sambil membelakangi pintu dan menutupnya dengan sebelah kakinya.
“Oppa, ada apa?” Tanya Yoon Hee pada Oppanya yang tumben-tumben mau datang ke kamarnya.
“Ini, aku membawakan makan malammu.” Kata Kibum sambil meletakkan nampannya di meja kecil di samping kasur Yoon Hee, lalu ia pun duduk di sampingnya.
“Aku tidak lapar.” Jawab Yoon Hee sambil mamainkan boneka beruangnya itu.
“Apakah itu dari KangIn?” Tanya Kibum menatap boneka beruang yang ada di tangan Yoon Hee sambil tersenyum. Yoon Hee hanya mengangguk.
“Apa kau marah padaku?” Tanya Kibum menatap Yoon Hee.
“Aniyo.. ” Jawab Yoon Hee pelan.
“Pada Siwon Oppa?” Yoon Hee menggeleng.
“Atau pada Donghae  Oppa?” Sekali lagi Yoon Hee hanya menggeleng.  Sesaat dua-duanya terdiam, nampak Kibum menerawang lalu bertanya kembali.
“Apa kau sedang ada masalah?” Tanyanya lagi.
“Aniyo Oppa.” Jawab Yoon Hee singkat, masih tetap menundukkan kepalanya tidak berani menatap ke arah Kibum.
“Kalau begitu aku keluar dulu ya, kau jangan lupa habiskan makananmu, aku tahu kau tidak lapar, tapi itu tidak akan berlangsung lama kan?” Katanya beranjak bangun dari duduknya lalu mengacak-acak rambut Yoon Hee.
“Oppa.. ” Panggil Yoon Hee sesaat sebelum Kibum keluar dari kamarnya.  Kibum menengok.
“Kau tidak marah padaku?” Tanya Yoon Hee sambil menatap ke arah mata Kibum.  Kibum hanya sedikit tertawa, lau melemparkan senyumnya kepada Yoon Hee.
“Jangan lupa habiskan makan malammu.” Kata Kibum masih dengan senyum di wajahnya.
“Oppa.. ” Panggil Yoon Hee lagi.
“Hmm.. ” Jawab Kibum sambil sekali lagi menengok dengan memegang gagang pintu kamar saat hendak keluar.
“Gomawo.. ” Kata Yoon Hee singkat kali ini dengan seulas senyum di wajahnya.
“Untuk apa?” Tanya Kibum heran.
“Untuk tidak marah padaku dan untuk makanannya.  Oh iya satu lagi, aku ingin mengatakannya dari dulu..  Aku suka Oppa mengenakannya.”
“Apa?” Tanya Kibum lagi.
“Itu.” Tunjuk Yoon Hee ke arah topi yang dipakai Kibum.
“                       “                       “
Sudah awal semester dua semenjak Yoon Hee berpacaran dengan KangIn dan semenjak kejadian yang membuat hubungan antara kakak beradik itu menjadi renggang.  Tapi semua sudah melupakan kejadian itu dan menjalani hari-harinya seperti biasa seperti tidak pernah ada yang terjadi di antara mereka.
“Wwaaaaaa…. ” Jerit Yoon Hee sambil menuruni anak tangga pagi itu.
“Ada apa Yoon Hee? Kenapa pagi-pagi sudah berteriak-teriak seperti itu?” Tanya Donghae sambil menggigit roti yang ada di tangannya.
“Bagaimana ini?  Aku lupa mengerjakan PR Matematika 20 halaman yang diberikan Pak Min semester kemarin.” Jawab Yoon Hee menuju tempat duduk Siwon untuk minta diikatkan dasi seperti biasanya.
“Hei belajarlah untuk mengikat dasimu sendiri, sampai kapan kau akan  terus memintaku untuk mengikatkannya?” Tanya Siwon disela-sela kebingungan Yoon Hee.
“Sampai aku bisa mengikatkannya sendiri.” Jawab Yoon Hee sambil duduk di kursinya, membalik piringnya, dan mengoleskan roti yang tadi dia ambil dengan selai coklat yang ada di atas meja makan.
“Memang apa saja yang kau lakukan selama liburan ini?” Tanya Kibum tenang sambil memotong rotinya dengan pisau dan garpu yang ada di tangannya.
“Aku mengerjakan semua PR ku dengan baik, hanya saja entah kenapa aku melewatkan pelajaran yang satu ini.”
“Lalu kenapa kau masih bisa bersantai-santai memakan roti yang ada di tanganmu itu?” Tanya Donghae sambil memperhatikan Yoon Hee memakan sedikit demi sedikit roti di tangannya.
“Aku lapar, lagipula bagaimana aku bisa menjawab semua soal jika perutku keroncongan.” Bela Yoon Hee.
“Terserah kau, tapi jangan minta bantuanku kalau kau nanti tidak bisa mengerjakannya.” Ucap Donghae cuek sambil memakan habis sisa roti di tangannya sekaligus, lalu mengelap mulutnya dengan serbet yang ada di sampingnya.
“Tenang masih ada Siwon Oppa yang akan membantuku.  Ne, Oppa?” Tanya Yoon Hee yakin.
“Tapi sepertinya aku ada rapat osis pagi ini, maaf jadi aku tidak bisa membantumu Yoon Hee.” Kata Siwon sambil meletakkan pisau dan garpunya tanda ia sudah selesai menghabiskan sarapannya.
“Ooh.. Kalau begitu.. ” Yoon Hee memalingkan mukanya ke arah Kibum.
“Aku ada piket pagi ini, sebagai ketua kelas yang baik aku tidak boleh melalaikan tugasku, aku harus memberi contoh yang baik bagi yang lainnya.” Balasnya seakan-akan tahu apa yang Yoon Hee ingin katakan kepadanya.
“Sepertinya kita sudah hampir kesiangan, ayo berangkat!” Ajak Donghae sambil beranjak dari duduknya diikuti Siwon dan Kibum.
“Yoon Hee jangan lupa tasmu!” Ucap Siwon sebelum ia keluar dari pintu depan.
“Tunggu Oppa! Bagaimana dengan PR ku?” Teriak Yoon Hee sambil menggigit roti di mulutnya dan meraih tas yang tadi ia letakkan di kursi kosong sebelah tempat duduknya.
“                       “                       “
“Yoon Hee itu Siwon Oppa kan?” Tanya Soon Hee saat menemani Yoon Hee membereskan buku yang berantakan di perpustakaan saat jam istirahat sebagai hukuman yang diberikan Pak Min kepadanya karena tidak mengerjakan PR.
“Ne.. “Jawab Yoon Hee sedikit melirik ke arah Siwon, lalu kembali lagi meletakkan buku-buku yang harus ditaruhnya di rak atas.
“Yoon Hee aku lihat Oppamu dengan temannya itu semakin sering bersama ya, sewaktu liburan aku juga pernah melihat mereka makan berdua di  sebuah restaurant.” Jelas Soon Hee membuat Yoon Hee sekali lagi ingin melihat apa yang dilakukan Oppanya bersama Sun nye, temannya itu.
(Yoon Hee  Sound)
Ooo jadi Siwon Oppa pergi waktu itu adalah untuk menemui Sun nye ya..
Pantas saja bajunya rapi sekali waktu itu..
Sun nye memang cantik pantas saja jika Siwon Oppa menyukainya..
Tetapikenapa aku tidak suka saat melihat mereka bersama?
Apa-apaan sih aku ini? Dia kan Oppaku. Apa yang baru saja aku pikirkan itu?
Yoon Hee ayo buang jauh-jauh pikiran anehmu itu..
“Yoon Hee.. Yoon Hee.. ” Panggil Soon Hee menyadarkan Yoon Hee dari lamunnya.
“Kau mendengarkanku tidak?”
“Ne, aku dengar, apa yang kau bilang tadi?”
“Bagaimana sih, katanya kau mendengarku?”
“Mianheyo.. “
“Aku bilang Oppamu.. “
“Wwaaaaa…. ” Omongan Sun nye terpotong oleh jeritan Yoon Hee akibat terjatuh dari tangga saat ia akan meletakkan buku-buku yang ia pegang di rak atas.  Spontan semua orang yang ada di perpustakaan itu menengok ke arahnya termasuk Siwon dan juga Sun nye.
“Yoon Hee, Gwanchanayo.. ” Tanya Soon Hee khawatir.
“Siwon aku pergi membeli minuman untuk Yoon Hee dulu ya.” Kata Sun nye yang dibalas dengan anggukan oleh Siwon lalu ia pun keluar dari ruang kesehatan.
“Aku juga ya Yoon Hee, aku ingin melaporkan dulu keadaanmu pada Pak Min.” Ucap Soon Hee keluar meninggalkan Siwon dan Yoon Hee berdua.
“Pabo ya~ ” Ledek Siwon memecah keheningan di ruang kesehatan.
“Bagaimana bisa kau jatuh dari tangga saat sedang menjalani hukuman.” Tambah Siwon lagi diikuti tawanya saat sedang membalut kaki Yoon Hee yang terkilir dengan perban akibat terjatuh dari tangga tadi.
“Sudah hentikan, lebih baik Siwon Oppa kembali saja ke kelas kalau hanya ingin meledekku.” Ucap Yoon Hee kesal sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
“Lalu siapa yang akan membalut perbanmu?”
“Biar dokter sekolah saja yang melakukannya.” Jawab Yoon Hee kesal.
“Mereka sedang ada tugas di luar jadi terpaksa aku yang melakukannya.”
“Oooo.. Jadi Oppa merasa terpaksa melakukannya?” Siwon hanya tertawa.
“Sudahlah lebih baik Oppa diam.” Yoon Hee semakin bertambah kesal.
“Chomsumnida, aku akan diam.” Siwon menghentikan tawanya dan kembali serius membalut perban di kaki Yoon Hee.
“Mmm.. Oppa.. ” Panggil Yoon Hee kemudian.  Tapi tidak ada reaksi yang berarti dari Siwon.
“Oppa.. ” Panggil Yoon Hee lagi, menunggu tanggapan dari Siwon.
“Ah~ Oppa.. ” Rengek Yoon Hee manja.
“Muorago?” Kata Siwon setelah beberapa saat.
“Kenapa diam saja aku panggil.” Tanya Yoon Hee cemberut.
“Tadi kan kau menyuruhku diam.” Balas Siwon sambil menatap Yoon Hee.
“Ah sudahlah, berbicara denganmu tidak akan ada habisnya.”
“Oppa.. Apa kau berpacaran dengan Sun nye?” Tanya Yoon Hee pelan.  Siwon hanya diam.
“Kalau kau diam berarti tandanya kau memang berpacaran dengannya.” Tambah Yoon Hee yang sebenarnya kecewa karena tidak puas.
“Pletaak.. “
“Aduuuhh.. ” Jerit Yoon Hee karena keningnya disentak oleh Siwon.
“Ah~ Oppa apa yang kau lakukan?”
“Jangan ikut campur urusan orang.”
“Tapi kan Oppa..”
“Aku sudah selesai membalut kakimu, kau bisa kan jalan sendiri ke kelas?” Tanya Siwon sambil bangun dari posisinya setelah sekian lama berjongkok untuk membalut kaki Yoon Hee, lalu keluar meninggalkannya.
Siwon menutup pintu ruang kesehatan.  Lalu terdiam berdiri membelakangi pintunya.
(flashback)
“Oppa.. Apa kau berpacaran dengan Sun nye?” Tanya Yoon Hee pelan. Siwon hanya diam.
“Kalau kau diam berarti tandanya kau memang berpacaran dengannya.”
“Pletaak.. “
“Aduuuhh.. ” Jerit Yoon Hee.
“Ah~ Oppa apa yang kau lakukan?”
“Jangan ikut campur urusan orang.”
“Tapi kan Oppa..”
(end of flashback)
“Kenapa kau ada di luar?” Tanya Sun nye yang datang sambil membawa kantong plastik kecil berisi minuman.
“Bagaimana dengan Yoon Hee?” Tanyanya lagi.
“Dia baik-baik saja.. Sudah, ayo kita pergi.” Ucap Siwon sambil melangkahkan kakinya menjauh dari pintu ruang kesehatan.
“Lalu minumannya?” Tanya Sun nye bingung.
“Kau minum saja.. ” Jawab Siwon diikuti Sun nye yang berlari kecil berusaha menyamakan jalannya dengan Siwon.
“                       “                       “
“Yoon Hee, ayo ikut aku! Ajak KangIn saat bel pulang sekolah berbunyi.
“Ke mana?” Tanya KangIn
“Ada yang ingin aku tunjukan kepadamu.”
“Apa?” Tanya Yoon Hee penasaran.
“Nanti kau juga akan tahu.” Kata KangIn sambil menyerahkan helm motornya pada Yoon Hee.
“Kenapa kau membawaku ke sini?” Tanya Yoon Hee sambil berbisik-bisik.
“Aku lapar.” Jawab KangIn sambil memegangi perutnya dengan ekspresi yang lucu.
“Tapi kenapa harus ke sini? Apa kau tidak tahu kalau restaurant ini sangat mahal?”
“Tenang, aku membawa kartu kredit ayahku.” Balasnya sambil berbisik lagi, lalu mengedipkan sebelah matanya.
“Tapi Oppa.. ” KangIn tidak mengindahkan Yoon Hee, lalu memanggil waiternya dan memesan beberapa makanan Perancis.  Restaurant itu terlihat mewah, tempatnya diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai suasana di Perancis.  Ramai pengunjung yang datang ke tempat itu karena hari menjelang malam, sehingga tepat untuk jam makan malam. Yoon Hee dan KangIn menjadi pusat perhatian malam itu karena seragam yang mereka pakai.  Setelah menunggu beberapa lama akhirnya  pesanan mereka pun tiba.
“Oppa apa kau yakin tidak apa-apa? Semua orang melihat kita.” Tanya Yoon Hee setelah sang waiter pergi seusai meletakkan makanannya di meja.
“Sudah kau tenang saja, sekarang makan saja makananmu.” Kata KangIn sambil mulai menyuap makanannya ke mulut.  Sesaat Yoon Hee terdiam, tapi karena ia juga lapar, akhirnya ia pun menuruti KangIn untuk mulai memakan makanannya.
“Yoon Hee ada yang ingin aku berikan kepadamu.” Ucap KangIn setelah mereka berdua menghabiskan makanannya.
“Muorago?”
“Kau tutup dulu matamu.” Yoon Hee pun menutup kedua matanya.
“Sekarang kau buka matamu.” Perintah KangIn lagi.
“O.. Oppa apa ini?” Tanya Yoon Hee terkejut saat melihat apa yang ada di depan matanya. Terlihat KangIn sedang memegangi sebuah kalung berlian yang matanya adalah sebuah lingkaran yang terdapat huruf yang bisa diputar di tengah-tengah bertuliskan KY di tangannya.  KangIn pun berjalan ke arah Yoon Hee dan memakaikan kalung itu ke lehernya, lalu kembali duduk di kursinya.
“Seperti yang kuduga kau cocok sekali mengenakannya.”
“Sana masuk!” Perintah KangIn pada Yoon Hee saat di depan pintu gerbang rumah Yoon Hee.
“Waeyo?” Tanya Yoon Hee.
“Karena ini sudah malam, aku yakin Oppamu sudah menunggu di dalam.” Kata KangIn sambil menyandarkan tubuhnya ke motor.
“Tapi aku ingin melihat sampai Oppa pergi.”
“Aku tidak akan pergi sebelum kau masuk ke dalam.”
“Kalau begitu aku juga, aku tidak akan masuk sebelum kau pergi.”
“Ayo mengertilah Yoon Hee, aku ini kan laki-laki sedangkan kau perempuan, tidak baik jika seorang perempuan terlalu lama berada di luar.”
“Haah, chosumnida.” Kata Yoon Hee kecewa sambil memutar balik badannya menuju ke pintu gerbang.
“Tunggu!” Ucap KangIn tiba-tiba menghentikan langkah Yoon Hee, lalu berjalan mendekatinya.
“Saranghaeyo.. ” Katanya sambil mencium kening Yoon Hee. Sesaat dua-duanya terdiam.  Wajah Yoon Hee pun berubah menjadi merah. Tak ada yang dapat melukiskan kesenangannya malam itu.
“Sudah sana masuk!” Perintah KangIn lagi.
“Yoon Hee, dari mana saja kau?” Tanya Donghae padanya malam itu ketika ia baru saja membuka pintu depan.  Berdiri di depannya Siwon, Kibum, dan Donghae yang siap menembakkan banyak pertanyaan untuknya.
“A.. Aku habis dari rumah Soon Hee, mengerjakan tugas.” Ucap Yoon Hee berbohong.
“Benar? Lalu kenapa mukamu memerah?” Tanya Donghae lagi tidak percaya.
“Ne, Oppa.. Aku tidak apa-apa.”
“                       “                       “
Sudah seminggu ini Soon Hee tidak masuk sekolah, Yoon Hee juga tidak pernah melihat KangIn lagi.  Terakhir kali kali ia berhubungan dengannya adalah saat malam di mana KangIn mengantarkan Yoon Hee pulang.
“Han Soon Hee.” Absen wali kelas Yoon Hee pagi itu. Tetapi tak ada jawaban dari Soon Hee sendiri.
“Apa dia belum masuk juga?” Tanya wali kelasnya.  Murid-murid di kelas hanya menggeleng.
“Yoon Hee apakau tahu ke mana Han Soon Hee.” Tanya gurunya pada Yoon Hee pagi itu.  Tapi Yoon Hee juga tidak tahu ke mana Soon Hee.
“Ooh baiklah.. ” Kata gurunya mulai melanjutkan tugas mengabsennya kembali.
“Yoon Hee kenapa kau tidak menghabiskan makananmu.” Tanya Siwon padanya saat mereka berempat sedang makan di kantin.
“Aniyo Oppa.. “
“Apa kau sedang memikirkan KangIn?” Tanya Donghae membuat semua terdiam.
“Bagaimana Oppa tahu?” Tanya Yoon Hee pada Oppanya, berharap Oppanya bisa memberinya jawaban atas semua pertanyaan di kepalanya.
“KangIn sudah seminggu tidak masuk sekolah.” Jawabnya singkat.
“Apa Oppa tahu ke mana dia? Adiknya Soon Hee juga sudah seminggu tidak masuk sekolah, wali kelasku tadi menanyakannya padaku.” Donghae hanya menggeleng.
“Kenapa kau tidak pergi saja kerumahnya?” Saran Kibum tiba-tiba.
“Ne, tapi.. ” Omongan Yoon Hee terputus saat ponselnya berbunyi dan terlihat ekspresi gembira di wajahnya saat tertera di layar ponsel siapa yang menelphonnya.
“Oppa, ke mana saja? Aku mengkhawatirkanmu tahu?” Ucap Yoon Hee begitu saja tanpa tahu Oppa-Oppanya memperhatikannya.
“Ya, baiklah.. ” Kata Yoon Hee lagi setelah beberapa saat.  Lalu menutup flip ponselnya.
“Oppa nanti kalian pulang saja duluan, tidak usah menungguku.” Ucap Yoon Hee sambil beranjak berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan kantin.
“Kenapa kalian diam?” Tanya Donghae pada Siwon dan Kibum yang terdiam menatap kepergian donghae.
“Tidak, hanya saja aku.. ah, sudahlah.” Jawab Siwon sambil memijit-mijit keningnya.
“Aku harus kembali ke kelas.” Lanjut Kibum sambil membetulkan letak topinya kembali.
“                       “                       “
“Yoon Hee kita putus saja.. “Ucap KangIn begitu saja.  Yoon Hee terlihat kaget mendengarnya sore itu.
“Apa maksudmu?” Tanya Yoon Hee tidak percaya.
“Minggu depan aku akan pindah ke Amerika.”
“Tapi.. “
“Semuanya sudah diatur, aku akan melanjutkan sekolahku dan akan meneruskan jalannya perusahaan ayahku di sana. Dan juga pengobatan Soon Hee.. “
“Pengobatan Soon Hee apa maksudnya ini? aku tidak mengerti?” Tanya Yoon Hee. Tiba-tiba air mata yang ia sudah bendung dari tadi berhamburan keluar.
“Seminggu yang lalu, sakit jantungnya kambuh. Dokter menyuruh orang tuaku membawanya keluar negeri agar mendapat perawatan yang lebih intensif lagi.”
“Lalu sekarang di mana Soon Hee?” Tanya Yoon Hee sambil menangis.
“Dia sekarang ada di rumah sakit.”
“Rumah sakit mana? Boleh aku menjenguknya?” Tanya Yoon Hee lagi.  KangIn hanya mengangguk, memberikan helm motornya pada Yoon Hee dan melesatkan motornya di jalan.
Tangis Yoon Hee semakin pecah saat melihat keadaan Soon Hee dari luar, begitu banyak selang yang menempel di tangan dan bahunya, bahkan untuk bernafas pun ia memerlukan alat bantu. Yoon Hee terus menangis bahkan saat KangIn memeluknya.
“Soon Hee.. Mianheyo.. ” Ucap Yoon Hee sambil memeluk erat KangIn.
“Teman macam apa aku ini, sampai tidak tahu bagaimana keadaanmu?” Ucap Yoon Hee lagi dalam tangisnya.
“Yoon Hee, maaf baru memberi tahumu sekarang. Soon Hee melarangku memberi tahumu, ia tidak ingin kau cemas terhadapnya.”
“Ia menitipkan sebuah pesan untukmu, ia bilang terima kasih sudah mau menjadi teman pertamanya, seperti yang kau tahu ia selalu ia selalu bolak-balik masuk rumah sakit sehingga sulit untuknya mempunyai teman.” Mendengar ucapan KangIn Yoon Hee terdiam lalu melepaskan pelukannya dari KangIn dan berlari meninggalkan KangIn.
“Yoon Hee.. ” Panggil KangIn, tetapi Yoon Hee terus berlari tanpa menghiraukannya.
Malam itu hujan turun dengan sangat lebatnya.  Halilintar dan petir adalah paduan suara yang terdengar ketika itu.
“Ting.. Tong.. ” Suara bel terdengar dari rumah kediaman keluarga Kim, Siwon yang membuka pintu lantas terkejut melihat siapa yang berdiri di hadapannya.
“Yoon Hee.. ” Panggil Siwon terlihat kaget.
“Hhuwaaaaa….. ” Tangis Yoon Hee berlari memeluk tubuh Oppanya itu.
“Ada apa? Apa yang terjadi?” Tanya Siwon sambil mendekap Yoon Hee erat.  Tak lama kemudian Donghae dan Kibum datang.
“Yoon Hee ada apa?” Tanya Kibum saat melihat Yoon Hee basah kuyup.
” Apa yang KangIn lakukan kepadamu? Kau tadi habis bertemu dengannya kan?” Tanya Donghae marah sambil mengepalkan kedua tangannya.
“Dasar si brengsek itu! Akan kuberi pelajaran dia.” Ucap Donghae saat hendak pergi mencari KangIn.
“Oppa jangan.. ” Cegah Yoon Hee sambil melepaskan pelukannya dari Siwon.
“Kenapa kau masih membelanya?” Tanya Donghae semakin marah.
“Jangan Oppa.. Jangan.. ” Ucap Yoon Hee sambil memegang lengan baju Donghae yang lalu disibakkan olehnya.
“Hyung kau sebaiknya tenang dulu.” Sambar Kibum berusaha membuat emosi Donghae reda.
“Bagaimana aku bisa tenang. Apa kau tidak melihat si brengsek KangIn itu sudah membuat Yoon Hee menangis?”
“Aku tahu Hyung, tapi sebaiknya kita mendengar penjelasan Yoon Hee dulu.” Teriak Siwon berusaha melawan suara hujan.
“Penjelasan apa? Padahal aku mau menyerahkan Yoon Hee kepadanya karena ia berjanji akan menjaganya.” Kata Donghae mengeluarkan kalimat yang tidak seharusnya ia katakan.
“Hyung.. ” Teriak Kibum marah saat mendengar Donghae berkata seperti itu.
“Oppa.. Apa yang barusan Oppa bilang?” Tanya Yoon Hee kaget.
“Ya, aku bilang aku bertaruh dengan KangIn karena aku tidak rela kau bersamanya.” Jawab Donghae sambil berteriak.
“Buuk!!” Sebuah tinjuan menyerang wajah Donghae dan melukai pipinya.
“Apa-apaan kau ini, Hyung!” Ucap Siwon kesal lantas memukulnya.
“Jadi, jadi kalian bertaruh.. “Yoon Hee semakin menjauh dari mereka air mata kian mengalir dari pelupuk matanya.
“Yoon Hee.. Jangan didengarkan Yoon Hee.. “Ucap Kibum sambil perlahan-lahan mendekati Yoon Hee yang mulai menjauh.
“Yoon Hee jangan didengarkan, itu tidak benar.” Tambah Kibum lagi sambil berusaha menggapai Yoon Hee. Sementara itu Siwon dan Donghae masih bertengkar dan saling memukul.
“Hyung, apa-apaan kalian.” Kata Kibum pada Siwon dan Donghae tetapi mereka tidak mendengarkan.
“Sudah.. ” Kata Yoon Hee pelan.
“Sudah cukup hentikan..” Teriaknya membuat Siwon dan Donghae serta Kibum terdiam di tempat, hanya suara hujan yang terdengar,  Yoon Hee juga semakin sulit mengatur napas dan penglihatannya karena air mata dan hujan bersatu menutupi matanya.  Ia pun terjatuh.
“Yoon Hee.. ” Panggil ketiga Oppanya berlari menghampirinya.
“Aku.. ” Kata Yoon Hee lagi lalu pingsan dipelukkan Kibum.
“                       “                       “
“Yah~ Ja.. tuh.. ” Ucap seorang gadis kecil saat melihat es krim yang dipegangnya terjatuh, matanya lembab karena ingin menangis.
“Hhuwaaaa.. ” Tangisnya semakin menjadi-jadi saat ia terus menatapi es krimnya yang terjatuh tadi.
“Kenapa kau menangis?” Tanya seorang bocah laki-laki yang sedang memegang es krim di tangannya.
“Es.. kyimku jatuh.. ” Katanya masih sambil menangis.
“Sudah jangan menangis.. Ini kuberikan punyaku.” Katanya tersenyum sambil menyerahkan es krim miliknya yang masih utuh.
“Benar?” Tanya gadis kecil itu senang.
“Hmm.. ” Bocah laki-laki itu mengangguk. Lalu datang dua orang bocah laki-laki lainnya.
“Hhuu.. Siwon ingin sok pahlawan.. “Ledek seorang dari dua orang bocah laki-laki yang baru datang tadi.
“Ini Yoon Hee.. Kau makan punyaku saja.. ” Katanya lagi sambil menyerahkan es krim miliknya.
“Benar?” Tanya gadis kecil itu lagi.
“Kau juga boleh makan punyaku.” Kata seorang bocah laki-laki yang dari tadi hanya diam.
“Wwaaah senangnya.. Yoon Hee dapat tiga es krim.”Sorak gadis kecil itu sambil menunjukkan tawanya yang manis.
“Anak-anak ayo masuk! apa yang kalian lakukan di luar?” Panggil seorang wanita dari dalam rumah.
“Ayo Yoon Hee kita masuk.” Ajak mereka pada gadis kecil itu.  Mereka pun berlarian masuk ke dalam rumah tapi gadis kecil itu tidak dapat mengejar ketiga bocah laki-laki itu sekencang apapun ia berlari, rumah dan ketiga bocah laki-laki itu semakin menjauh dan hilang.
“Hei tunggu, tunggu Yoon Hee.. ” teriak gadis kecil itu.
“Pintunya jangan ditutup.. ” Teriaknya lagi sambil menangis.
“Tunggu… ” Jerit Yoon Hee saat tersadar dari mimpinya.  Ia mengejap-ngejapkan matanya berusaha melihat sekelilingnya. Hidungnya mencium bau obat yang sangat pekat.
“Kau sudah sadar? Ada apa?” Tanya seseorang kepadanya.
“Oppa.. ” Panggil Yoon Hee pada Siwon yang ada di sampingnya saat itu.
“Kenapa aku berada di sini?” Tanya Yoon Hee sambil melihat selang infus di tangannya.
“Kau pingsan.. Lalu kami membawamu kemari.. Kata dokter kau terkena radang paru-paru.. Tapi sekarang semuanya sudah baik-baik saja.” jelasnya sambil memegang tangan Yoon Hee dengan kedua belah tangannya.
“Di mana Donghae Oppa dan Kibum Oppa?” Tanya Yoon Hee pelan.
“Donghae Hyung sedang berbicara dengan dokter sedangkan Kibum ia sedang pergi ke kantin rumah sakit sebentar.
“Oppa, apa yang dikatakan Donghae Oppa itu benar? Tentang taruhan itu.” Siwon terdiam lalu mulai angkat bicara.
“Sudah jangan kau pikirkan, sekarang kau istirahat saja dulu, kalau kau sudah sembuh nanti baru kita bicarakan lagi.”
“Oppa kau tahu?”
“Muorago?” Jawab siwon lembut.
“KangIn Oppa memutuskanku.. ” Kata Yoon Hee menerawang.
“Lalu?” Tanya Siwon lagi tetap tenang.
“Ia akan pindah keluar negeri minggu depan, Soon Hee sakit, ia harus mendapat perawatan di sana.” Jelas Yoon Hee sambil menangis.
“Hei sudah, kenapa kau menangis?” Siwon membelai rambut Yoon Hee.
“Oppa, aku menyayangi KangIn Oppa, aku tidak ingin berpisah dengannya. Tapi dilain pihak aku tidak bisa mengorbankan hidup temanku hanya karena keegoisanku.” Tangis Yoon Hee semakin tidak terbendung lagi.
“Sudah, kenapa kau menangis, kau kan tidak sendirian. Ada aku, Donghae  Hyung, dan Kibum yang selalu menemanimu.”
“Tapi aku bingung.. “Ucapnya lirih.
“Sebaiknya kau istirahat, aku yakin saat kau terbangun nanti pasti perasaanmu akan terasa lebih nyaman.” Ucap Siwon sambil merapikan selimut Yoon Hee.  Yoon Hee pun hanya bisa pasrah menuruti perintah Oppanya.
(Siwon Sound)
“Oppa, aku menyayangi KangIn Oppa, aku tidak ingin berpisah dengannya. Tapi dilain pihak aku tidak bisa mengorbankan hidup temanku hanya karena keegoisanku.”
Aku juga menyayangimu Yoon Hee..
Aku menyayangimu..
Kapan kau akan menyadari perasaanku ini.. ?
“                       “                       “
“Yoon Hee kau mau ke mana?” Tanya Siwon Oppa hari Minggu pagi itu.
“Hari ini KangIn Oppa akan pergi, aku ingin menemuinya di bandara.” Jawab Yoon Hee.
“Yoon Hee lebih baik kau tidak menemuinya.” Cegah Siwon.
“Aku mohon Oppa.. Aku mohon sekali ini saja, ada yang harus aku kembalikan kepadanya.. Setelah ini aku berjanji akan menuruti semua perintahmu.” Ucap Yoon Hee memohon.  Siwon tidak menjawab.
“Tidak, kau baru sembuh.. Masih harus banyak istirahat.. ” Siwon tetap pada pendiriannya.
“Aku mohon.. Ada yang ingin kukatakan padanya.” Yoon Hee tidak menyerah.
“Baiklah tapi aku ikut.” Siwon mengajukan syarat.  Yoon Hee hanya mengangguk tanda setuju.
“Yoon Hee, Siwon, kalian mau ke mana?” Tanya Donghae yang tiba-tiba datang sesaat sebelum mereka pergi.  Keduanya terkejut. Namun dengan tenang Siwon menjawab pertanyaan Donghae itu.
“Aku ingin mengantarkan Yoon Hee sebentar, katanya ia ingin berjalan-jalan keliling seoul mencari udara segar.”
“Ne Oppa.” Tambah Yoon Hee.
“Oww,  ya sudah tapi ingat jangan lama-lama, kau belum sehat benar, Siwon jaga Yoon Hee.”
“Kalau begitu kami pergi dulu.” Ucap mereka berdua bersamaan.
“                       “                       “
“KangIn Oppa, ini.. ” Kata Yoon Hee saat berhasil menemuinya di bandara sambil menyerahkan kalung yang pernah diberikan KangIn pada Yoon Hee.
“Kau simpan saja.” Ucap KangIn sambil tersenyum.
“Waeyo?” Tanya Yoon Hee heran.
“Aku ingin kau menyimpannya.”
“Tapi..”
“Itu sengaja kupesankan khusus untukmu.”
“Oppa.. ” Panggil Yoon Hee.
“Jaga Soon Hee ya, bilang padanya ia akan menjadi temanku untuk selamanya.” KangIn mengangguk.
“Oppa.. ” Panggil Yoon Hee lagi.
“Bolehkah aku menunggumu?”
“Tidak!” Jawab KangIn singkat sambil menyunggingkan sedikit senyum.
“Kenapa?” Tanya Yoon Hee kecewa.
“Kau bilang kau menyayangiku, kenapa aku tidak boleh menunggumu?” tambahnya lagi sambil meneteskan air mata.
“Karena aku tidak akan pernah kembali untukmu.” Jawab KangIn membuat hati Yoon Hee semakin pilu.
“Kenapa?” Tanya Yoon Hee seolah-olah tak terima.
“Aku pernah bilang kan semuanya sudah diatur, orang tuaku sudah merancang masa depanku. Maaf Yoon Hee, aku sudah berusaha untuk menolak soal perjodohan itu tapi mereka tidak mau mendengarkanku.” KangIn terkejut begitu Yoon Hee berdiri di depannya yang dari tadi tertunduk dan memeluknya.
“Tidak apa-apa, pergilah, aku mengerti.” Ucap Yoon Hee sambil mengelus-elus punggung KangIn.  KangIn pun meneteskan air matanya.
“Yoon Hee, terima kasih kau sudah mau bersamaku, kau adalah wanita pertama yang aku sayangi, aku tidak akan pernah melupakanmu, aku mohon.. Jangan pernah lagi kau menangis, terlebih lagi jika air mata itu untukku, dan soal taruhan itu aku benar-benar minta maaf tidak seharusnya aku melakukannya tapi jujur aku sangat menyayangimu. Lupakan saja aku.” Kata KangIn mengakhirinya sambil melepaskan pelukan Yoon Hee.
“Tidak, aku tidak akan melupakanmu, kau akan menjadi kenangan yang terindah bagiku.” Kata Yoon Hee sambil tersenyum lalu keduanya pun tertawa.
“Oh ya Yoon Hee.. ” Panggil KangIn lagi sebelum ia pergi.
“Jaga kesehatanmu ya, aku tahu sekarang kau sedang sakit. Dan satu lagi baik-baik ya dengan Oppa-Oppamu, aku yakin mereka menyayangimu lebih dari rasa sayangku kepadamu.  Suatu saat jika terjadi sesuatu usahakanlah untuk tetap tersenyum, tegarlah, maaf jika tidak bisa menemanimu sampai akhir.”
“Apa maksud Oppa?” Tanya Yoon Hee bingung dengan apa yang dimaksud KangIn barusan.
“Pada saatnya nanti kau pasti akan mengerti. Aku yakin pasti Oppamu masih marah padaku.”
“Kalau soal itu KangIn Oppa tidak usah cemas, aku mengerti sifat Donghae Oppa, pasti ia sudah memaafkaanmu sekarang.”
“Hmm.. Kalau begitu aku berangkat ya.”
“Bagaimana sudah kau katakan.” Tanya Siwon yang dari tadi menunggu Yoon Hee di dalam mobil.
“Sudah.” Kata Yoon Hee sambil menarik napasnya dalam-dalam lalu tersenyum.
“Oppa.. Gomawo.. “Ucap Yoon Hee.
“                       “                       “
Sudah beberapa bulan terlewati semenjak Yoon Hee berpisah dengan KangIn, tanpa terasa ujian kenaikan dan kelulusan akan segera tiba.  Semua murid di SMA Yeong Sang mulai sibuk dengan persiapan mereka untuk menghadapi ujian tersebut, tak terkecuali Yoon Hee, Siwon, Kibum, dan Donghae. Keempatnya sibuk dengan urusannya masing-masing. Siwon sibuk mendaftar diberbagai universitas di korea termasuk mendaftarkan diri dalam program beasiswa yang banyak ditawarkan di mana-mana. Donghae mendapat panggilan tugas dari orang tuanya di Amerika untuk mempelajari karir bisnis mereka di sana setelah ia lulus nanti. Sedangkan Kibum dan Yoon Hee tidak habis-habisnya belajar melahap semua buku untuk persiapan ujian kenaikan kelas, dan jika berhasil, maka tahun depan Kibumlah yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.  Kesibukan semakin menjadi-jadi saat mendekati hari berlangsungnya ujian.  Tapi tidak ada usaha yang sia-sia, Siwon dan Donghae berhasil lulus dengan mendapatkan peringkat pertama dalam ujian.  Begitu pula halnya dengan Kibum ia berhasil untuk naik ke kelas berikutnya, sedangkan Yoon Hee ia berhasil naik ke kelas dua walaupun dengan hasil yang tidak secemerlang Oppa-Oppanya yang berada diurutan teratas, ia hanya berhasil mendapatkan posisi kesembilan. Dan tibalah hari upacara kelulusan tersebut.  Siwon dan Donghae ditunjuk untuk mewakili semua murid menyampaikan kata perpisahan begitu juga Kibum yang ditunjuk mewakili murid-murid kelas satu dan dua.  Banyak siswi yang menangis saat Siwon dan Donghae menyampaikan kata perpisahan itu dan diantaranya ada yang berebutan meminta foto dengan mereka.  Tak lekang juga beberapa guru menangis saat Siwon dan Donghae menghampiri dan menjabat tangan mereka.  Begitu pula dengan Yoon Hee yang banyak melewati berbagai kenangan bersama Oppa-Oppanya saat dia masih menjadi siswa baru di sekolah itu.  Rasanya baru kemarin ia ditolong oleh Siwon saat ia terpisah dari Oppa-Oppanya diantara kerumunan banyaknya siswa.
“Oppa.. Selamat atas kelulusannya ya.. ” Ucap Yoon Hee sambil tersenyum. Dilihatnya begitu banyak karangan bunga yang dipegang oleh Siwon dan Donghae di tangannya.
“Hmm.. Terima Kasih.. ” Balas Siwon dan Donghae  secara bergantian.
“Hyung selamat atas kelulusannya ya.” Lanjut Kibum sambil menjabat tangan Siwon dan Donghae yang penuh dengan karangan bunga.
“Terima Kasih ya, selanjutnya kau juga harus berjuang.” Kata Siwon menasehati.
“Wwaah.. Tumben kau bisa berkata yang manis juga.” Kata Donghae sambil merangkul pundak Kibum. Lalu keempatnya pun tertawa.
“Oppa kenapa diam?” Tanya Yoon Hee yang meyadari perubahan raut wajah Donghae sesaat.
“Kau merindukan KangIn Oppa ya?” Tanya Yoon Hee langsung menusuk ke hati Donghae.
“Aku hanya berpikir seandainya dia ada di sini saat ini.. “
“Aku yakin dia baik-baik saja.” Kata Yoon Hee memotong omongan Donghae.
“Ne, kau benar.” Donghae tersenyum.
“Yah~ Yoon Hee, siap yang akan menjagamu saat kau di sekolah nanti?” Tanya Donghae lagi seakan baru tersadar akan sesuatu.
“Tenang Oppa, aku akan baik-baik saja, lagipula masih ada Kibum Oppa yang akan menjagaku.” Jawab Yoon Hee sambil tersenyum ceria.
“Chosumnida, hei jagoan jangan lupa jaga Yoon Hee ya.” Pesan Donghae pada Kibum yang dibalas dengan anggukan dan senyum olehnya.
“Siwon~Ssi.” Panggil Sun nye yang berlari kecil menghampirinya.
“Selamat atas kelulusannya ya.” Katanya lagi.
“Ah~ Begitu juga dengan Donghae Oppa.” Tambahnya.
“Terima Kasih ya,  Sun nye.” Jawab Siwon dan Donghae bergantian.
“Oh iya, kau belum kuperkenalkan dengan adikku kan?” Tanya Siwon.
“Annyeong, Yoon Hee imnida.”
“Annyeong, Sun nye imnida.”
“Oh iya Siwon, aku ingin bertanya apa kau mengambil beasiswa untuk kuliah di Amerika? kau kan diterima di sana.”
“Ne, tapi aku tidak mengambilnya, aku akan melanjutkan ke Universitas Seoul.” Jelas siwon.
“Ah, syukurlah.” Kata Sun Nye yang sepertinya tidak sadar dengan kata-katanya barusan.
“Apa kau bilang?” Tanya Siwon.
“Aniyo, kalau begitu aku ke sana dulu ya.” Ucapnya beranjak pergi.
“Sepertinya ia menyukaimu.” Goda Donghae seketika.
“Hah, sudahlah Hyung dia hanya temanku.” Balas Siwon.
(Yoon Hee Sound)
Kenapa ya perasaanku tidak enak?
Seperti ada sesuatu yang akan terjadi.
“Yoon Hee apa yang kau pikirkan, ayo kita pulang.” Teriak Donghae Oppa.
“Yoon Hee ayo pulang.” Lanjut Siwon.
“Ya, ayo pulang.” Tambah Kibum.
“Tunggu Oppa, sebelum pulang kita foto bersama dulu.” Ucap Yoon Hee mengeluarkan kamera dari dalam tasnya sambil mengejar  Oppa-Oppanya.
“                       “                       “
Yoon Hee keluar dari dalam mobil diikuti langkah ketiga Oppanya tersebut, betapa terkejutnya mereka saat melihat siapa yang sedang menunggu mereka di ruang tengah.
“Omma, Appa.. ” Panggil Yoon Hee seraya berlari memeluk mereka berdua.
“Wwahh, Yoon Hee kau sudah semakin besar.” Ucap Omma takjub.
“Iya dan kau pun bertambah tinggi.” Sambar Appa.
“Siwon, Kibum, Donghae, kalian tidak ingin memeluk Omma dan Appa?” Tanya Omma pada ketiganya yang terdiam seolah tidak percaya pada apa yang dilihatnya.  Ketiganya pun mendekati Omma dan Appa.
“Kapan kalian datang?” Tanya Donghae.
“Baru saja, kami ingin merayakan kelulusan kalian.” Ucap Omma sambil mengacak-acak rambut Siwon yang berdiri di sebelahnya.
“Jadi kalian akan tinggal lama di sini kan?” Tanya Yoon Hee berharap.
“Maaf sayang, tapi kami tidak bisa lama-lama di sini. Banyak pekerjaan yang menunggu kami di sana.” Jelas Omma membelai rambut Yoon Hee dengan penuh kasih sayang.
“Hah, baiklah.. ” Kata Yoon Hee nampak kecewa.
“Yoon Hee kau jangan seperti itu, kemarilah!” Ajak Appa meminta Yoon Hee mendekatinya.
“Appa membelikan banyak oleh-oleh untukmu, ayo kita ke kamarmu, Appa sudah meletakkannya di sana. Begitu juga Siwon, Kibum, Donghae coba kalian tengok kamar kalian, ada hadiah spesial yang Appa letakkan di sana.”
“                       “                       “
Malamnya keluarga Kim mengadakan pesta barbeque di taman rumah mereka sambil menyalakan kembang api, pesta itu sekaligus untuk merayakan  kelulusan Siwon dan Donghae.
“Yoon Hee bantu Omma.. ” Panggil Omma, Yoon Hee pun meletakkan semua barbequenya yang sudah matang dan menatanya dengan rapi di atas meja yang telah dipindahkan Kibum dan Appa ke luar, sementara itu Donghae Siwon membantu Omma mengambilkan peralatan makan , sambil sesekali Donghae mengambil foto yang lainnya.
“Wwaaa.. Oppa.. ” Jerit Yoon Hee saat Donghae mengambil fotonya yang sedang memakan satu tusuk barbeque sekaligus.
“Oppa.. Hapus foto itu!” Rengeknya pada donghae, sambil terus berusaha mengambil kamera itu dari tangan Donghae. Yang lainnya hanya menertawakan tanpa ada yang berniat membantunya.
“Bagaimana keadaan Yoon Hee selama kami tidak ada?” Tanya Omma pada Siwon malam itu sambil memperhatikan Yoon Hee dan Donghae dari kejauhan, sementara Kibum dan Appa sedang serius-seriusnya bermain catur berdua di meja taman.
“Dia baik-baik saja, Omma tidak usah khawatir, kami menjaganya dengan baik.” Jawab Siwon sambil memperhatikan tangan Ommanya yang terampil dan sesekali melirik menatapnya.
“Yoon Hee tidak tahu tentang hal itu kan?” Tanya Omma lagi.
“Hmm.. Sepertinya tidak.”
“Tapi Omma, sampai kapan kami harus menjaga rahasia ini darinya? Aku takut suatu hari nanti salah satu dari kami bertiga kehilangan kontrol dan mengatakan semuanya.”
“Aku mengerti, tapi kalian harus bersabar, kalian menyayangi Yoon Hee bukan? Omma takut kalau ia tahu akan hal ini akan mengganggu perkembangannya.
“Hm.. Aku mengerti.. “
“Omma, Donghae  Oppa tidak mau menghapus fotoku.” Rengek Yoon Hee pada Omma.
“Donghae ~ Ah. Apa yang kau lakukan pada adikmu?” Tanya Omma dengan berkacak pinggang.
“Lihat Omma! Foto Yoon Hee ini, lucu sekali bukan?” Ejek Donghae sambil memperlihatkan foto itu kepada Ommanya.
“Ne sayang. Kau tampak lucu di sini.” Ucap Omma setelah melihat foto Yoon Hee.
“Huh. Kalian puas kan meledekku? Puas kan? Siwon Oppa tolong aku!” Rengek Yoon Hee pada Siwon kali ini yang dari tadi hanya menertawakannya.
“Yoon Hee sini aku bersihkan saus yang menempel di mulutmu.” Siwon memegang dagu Yoon Hee dan mulai membersihkan mulutnya, Yoon Hee bisa melihat jelas wajah Siwon dari dekat sehingga wajahnya memerah.
(Yoon Hee Sound)
Wwaaah wajah Oppa dekat sekali denganku..
Kenapa aku jadi berdebar-debar begini ya..
Aku yakin Sun nye saja pasti belum pernah sedekat ini dengan Siwon Oppa..
Pabo ya~
Apa yang aku pikirkan sih? Kenapa kesannya aku jadi cemburu dengan Sun nye..
Siwon Oppa kan Oppaku pikiran ini seharusnya tidak boleh ada pada diriku..
Lagipula bukan urusanku jika nanti memang benar Siwon Oppa bersama Sun nye..
“Blittzz.. ” Bunyi kamera Donghae menyadarkan Yoon Hee dari lamunannya.
“Hyung apa yang kau lakukan?” Ucap Siwon menghampiri Donghae yang mengambil fotonya dengan Yoon Hee tadi, lalu melingkarkan tangannya di leher Donghae dan menyodorkan satu tusuk barbeque ke mulutnya.  Kibum dan Appa pun ikut tertawa saat melihat kejadian itu. Diam-diam Kibum mengambil fotonya, seolah-olah tidak bersalah ia menghampiri Yoon Hee.
“Yoon Hee ayo kita foto bersama!” Ucap Kibum.
“                       “                       “
“Hei Yoon Hee kenapa kau mengajakku ke sini?” Tanya Donghae di meja cafe di daerah pusat kota seoul.
“Untuk makan siang.”
“Lusa Oppa kan akan pergi ke Amerika.. ” Jelas Yoon Hee.
“Lantas?” Tanya Donghae bingung.
“Kau kan berjanji akan mentraktirku makan sebagai ganti telah menghilangkan komikku. Apa kau lupa?”
“Mian.. Yoon Hee. Aku benar-benar lupa.”
“Tapi sepertinya kau tidak peduli dengan kepergianku ya?” Tanya Donghae dengan sedikit menyipitkan matanya.
“Siapa bilang? Sebenarnya alasan lainnya aku ingin menghabiskan hari ini berdua saja dengan Oppa karena kita kan jarang bersama.” Jelas Yoon Hee dengan sedikit malu-malu.
“Wooo.. Jadi maksudmu hari ini kita date kan?” Tanya Donghae memastikan.
“Bisa dibilang begitu.” Jawab Yoon Hee sambil tersenyum.
“Yahuuuiiiii…. ” Teriak Donghae senang sambil menjentikkan jarinya mengundang perhatian orang-orang disekelilingnya.
“Oppa apa yang kau lakukan? Semua orang memperhatikan. Kenapa kau senang sekali sih? Lagipula kalau kupikir-pikir, kakak dan adik jalan berdua apa itu bisa dibilang kencan?”Ucap Yoon Hee. Namun, Donghae tidak memperhatikannya ia sibuk sendiri berpikir kemana lagi ia akan membawa Yoon Hee setelah ini.
“Oppa.. Apa kau mendengarku?” Tanya Yoon Hee yang menyadari ucapannya diacuhkan oleh Donghae.
“Sudah tidak usah kau pikirkan, sekarang pesan saja semua makanan yang kau suka.” Ucap Donghae enteng.
“Benar?” Tanya Yoon Hee senang.
“Ne. Pesan saja semua.” Ucap Donghae sambil menyunggingkan  senyum bahagianya.
“Hei Yoon Hee.. ” Panggil Donghae saat mereka berdua sedang menikmati pemandangan langit yang indah malam itu.  Banyak bintang-bintang yang bertaburan dan bulan memancarkan sinarnya dengan terang.
“Mourago?” Tanya Yoon Hee sambil melirik Donghae sebentar lalu kembali menatap langit.
“Apa pendapatmu mengenai diriku?” Tanya Donghae membuat Yoon Hee tertawa.
“Aku serius.. ” Tambah Donghae lagi.
“Hmm.. Kau itu.. Lucu, baik dan sangat perhatian, aku suka.” Jawab Yoon Hee sambil tersenyum menatap indahnya langit.
“Benar kau suka padaku?” Tanya Donghae senang dengan pernyataan Yoon Hee.
“Hmm.. ” Yoon Hee mengangguk.
“Bagaimana dengan Siwon dan Kibum?” Tanya Donghae lagi seperti teringat akan sesuatu.
“Bagaimana ya..  Siwon Oppa ia sangat baik padaku, ia selalu bisa diandalkan, ia selalu ada saat aku membutuhkan pertolongan, aku suka padanya dan juga pada Kibum Oppa walaupun ia terlihat dingin dan pendiam tapi sebenarnya ia sangat mamperhatikanku aku suka sisi itu dari dirinya.” Jelas Yoon Hee sambil tersipu malu memainkan kedua tangannya.
“Kim Yoon Hee. Kau ini bagaimana sih? Kenapa kau menyukai ketiganya? Pilih salah satu yang mana yang paling kau sukai.” Ucap Donghae dengan sedikit berteriak dan menghentakkan kakinya ke jalan.
“Kim Donghae kau ini kenapa sih? Bagaimana aku bisa menentukan mana  yang paling kusukai, kalian bertiga kan Oppaku.” Balas Yoon Hee kesal.
“Iya kau benar.” Jawab Donghae tertunduk seperti tersadar akan sesuatu.  Suasana kembali hening,terdengar suara angin malam yang menyapu wajah mereka lembut.
“Yoon Hee.. ” Panggil Donghae lagi.
“Bagaimana seandainya kalau aku ini bukan Oppamu?” Tanya Donghae menerawang dengan tatapan serius.
“A.. Apa maksud Oppa?” Tanya Yoon Hee terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya barusan. Wajahnya memucat dan ia hanya bisa menatap Donghae seolah-olah ingin meminta penjelasan semuanya.  Keduanya diam. Tiba-tiba tawa pecah dari Donghae.
“Hha ha ha ha.. ” Tawa Donghae sambil memegangi perutnya.
“Yoon Hee lihat wajahmu! Lucu sekali.. ” Ucap Donghae masih dengan tawanya.  Menyadari Oppanya tadihanya bercanda Yoon Hee marah lalu ia pun memukuli lengan Donghae dengan tangannya.
“Oppa apa-apaan sih? Jantungku hampir mau copot mendengarnya tahu. Kau kira ini lucu?” Ucapnya ketus.
“I.. Iya aku minta maaf.” Kata Donghae sambil mengelap matanya yang lembab karena tertawa.
“Tapi jika seandainya itu benar-benar terjadi bagaimana? Apa yang akan kau lakukan?” Tanyanya kembali serius.
“Tidak tahu.. Mungkin aku akan menangis dan berharap semoga itu hanya mimpi.” Jawab Yoon Hee menatap lurus ke depan.  Sesaat Donghae hanya menatapnya tanpaberani berkata apa-apa.
“Aku sudah tahu jawabanmu, ayo pulang!” Ajak Donghae sambil memutar-mutar kunci mobilnya.
“Hah, secepat ini?” Ucap Yoon Hee.
“                       “                       “
“Kau mau ke mana?” Tanya Omma saat semuanya sedang berkumpul di ruang tengah menonton televisi.
“Aku ingin pergi ke toko buku sebentar.” Jawab Yoon Hee siang itu.
“Jangan lama-lama ya! Besok kan Omma pulang, kita harus menghabiskan waktu bersama hari ini.” Ucap Omma sambil tersenyum.
“Chosumnida, aku berangkat ya.. ” Ucap Yoon Hee pergi.
“Omma kapan kau akan memberi tahu kan Yoon Hee hal yang sebenarnya?” Tanya Donghae melanjutkan percakapan mereka tadi.
“Entahlah. Mungkin saat ia lulus SMA.” Jawab Omma.
“Appa tidak bisa membayangkan bagaimana reaksinya nanti jika tahu yang sebenarnya.” Ucap Appa terlihat sedih.
“Mungkinkah ia akan membenci kita.” Tanya Kibum sambil melipat kedua belah tangannya.
“Omma bisa kau menceritakan kami apa yang sebenarnya terjadi saat kecelakaan itu.” Tanya Siwon.
“Sebenarnya Omma sendiri juga takut untuk mengingatnya tapi kalian harus tahu ini.  Seperti yang kalian tahu Leeteuk Ahjussi dan Isak Ahjumma adalah teman baik, sekaligus sahabat Omma dan Appa.  Kami juga menjalin kerja sama dalam sebuah proyek besar yang sampai sekarang Omma dan Appa tetap jalankan.” Ucap Omma mulai bercerita.
“Dua belas tahun yang lalu sesudah kami berempat memenangkan sebuah proyek besar, Leeteuk dan Isak pergi merayakannya bersama putri mereka yang masih berumur tiga tahun ke sebuah taman bermain. Sepulang dari taman bermain itu badai salju turun menutupi berbagai jalan di  Seoul.  Leeteuk yang mengemudi pada saat itu tidak dapat melihat dengan jelasnya hingga saat mereka melewati tikungan kecelakaan itu terjadi.  Mobilnya terbalik karena menabrak truk yang dikemudi oleh seseorang supir pengantar barang yang tengah mabuk pada saat itu.  Namun ambulance datang terlambat.  Omma dan Appa yang mendengar kabar itu langsung bergegas menuju ke rumah sakit malam itu juga.” Jelas Omma berurai air mata.
“Lalu apa yang terjadi?” Tanya Donghae.
(flashback)
“I.. Isak.. ” Panggil Heebon menangis saat tiba di rumah sakit bersama KangTa.  Suasana pada saat itu sangat menyedihkan, beberapa dokter dan suster terlihat sibuk. Heebon dan KangTa masuk ke dalam sebuah ruangan yang UGD. Di dalamnya terdapat Leeteuk dan Isak yang terbaring secara terpisah dengan darah yang terdapat di sekujur tubuhnya.
“Heebo..n.. ” Panggil Isak sambil menahan rasa sakitnya.
“I.. Iya aku di sini.” Jawab Heebon terbata-bata.
“Di ma..na..  p..putriku?” Tanya Isak lagi.
“Te..nang ia baik-baik saja.” Jawab Heebon sambil menangis.
“Sy..syukurlah.. ” Ucap Isak lega.
“Heebon.. aku mo..mohon kepadamu.. jagalah putriku.. ” Ucap Isak dengan napas terengah-engah.
“Ka..kami mohon.. ja.. jagalah ia se..per.. ti anakmu sen..di.. ri.. ” Ucap Leeteuk dengan susah payah.
“Leeteuk apa maksudmu?” Ucap KangTa yang menangis sambil meninggikan nada bicaramu.
“Kang.. Ta..  saha.. batku, ma.. maaf.. kan aku.. aku su..sudah ti.. tidak kuat la.. gi.” Ucap Leeteuk lagi.
“Untuk apa minta maaf kau tidak salah, justru aku yang ingin minta maaf padamu, maafkan aku.” Kata KangTa tersedu-sedu.
“Hee.. bon kau ma.. masih.. ing.. at kan dengan jan.. ji ki.. ta?” Tanya Isak.
“Hmm.. ” Jawab Heebon mengangguk.
“A.. Aku mo.. mohon to.. long wujudkan.. lah im.. impianku i..tu.”
“Ke.. Kenapa harus aku yang mewujudkannya, kenapa tidak kau saja yang mewujudkannya.” Ucap Heebon sambil memegang tangan Isak.
“Ma.. maafkan a.. ku, aku ti..dak bisa.” Ucap Isak sambil mempererat pegangan tangannya.
“Kau pasti bisa, kau harus bertahan demi putrimu.”
“A.. aku sudah tidak sang.. gup la.. lagi.  To.. tolong jang.. an kau ce.. ritakan apa.. pun ten.. tang kami kepada p.. putriku hingga.. hingga ia si.. ap untuk mendeng.. arnya wa.. wa.. laupun aku ya.. kin ia tak cukup ku.. at untuk mengeta.. hui yang sebenarnya.. ” Kata Isak menghembuskan napasnya yang terakhir.
“Isak.. Isak.. Bangun Isak.. Leeteuk.. Leeteuk.. ” Teriak Heebon memanggil-manggil nama mereka.  Sedangkan ia jatuh menangis meratapi kepergian  kedua sahabatnya.
(end of flashback)
“Omma hanya bisa meratapi kepergian mereka saat itu, Omma semakin sedih saat Yoon Hee kecil tidak berhenti menangis.  Terdapat balutan luka di kepalanya.  Baru setelah Omma menggendongnya ia berhenti menangis.” Ucap Omma mengakhiri ceritanya.  Suasana ruangan saat itu sangat hening.  Semuanya tertunduk tanpa ada yang berbicara.  Terlihat Appa yang menyeka air matanya dengan ibu jari.  Semuanya nampak sedih mendengar cerita Omma termasukKibum yang terdengar dingin pun nampak begitu sedih setelah Omma mengakhiri ceritanya.
“Lalu janji apa yang Omma buat dengan Isak Ahjumma?” Tanya Siwon menengadahkan wajahnya.
“Saat Isak sedang mengandung ia pernah mengajukan satu permintaan pada Omma.”
(flashback)
“Heebon menurutmu anakku laki-laki atau perempuan?” Tanya Isak pada Heebon siang itu di sebuah cafe sepulang Heebon menemani Isak berbelanja.
“Mana aku tahu laki-laki atau perempuan.  Tapi yang aku yakin kalau ia laki ia pasti tampan dan gagah seperti eeteuk dan jika ia perempuan pasti ia cantik dan baik seperti dirimu.” Jawab Heebon sambil tersenyum.
“Heebon bagaimana kalau begini?” Ucap Isak ceria.
“Apa?” Tanya Heebon sambil menyedot minumnya.
“Jika anakku nanti yang lahir adalah perempuan aku ingin menjodohkannya dengan salah satu dari ketiga anak laki-lakimu, bagaimana?” Tanya Isak menunggu jawaban Heebon.
“Sepertinya itu ide yang bagus. Dengan begitu hubungan kita tidak hanya sekedar sahabat tapi juga besan.” Balas Heebon.
“Kalau begitu janji ya.. ” Kata Isak sambil tersenyum.  Tiba-tiba dari luar  terlihat sebuah mobil sedan putih tepat berhenti di depan cafe dan keluar dari dalamnya Eeteuk sambil melambaikan tangannya kepada Isak.
“Heebon sepertinya aku sudah dijemput. Aku duluan ya.” Ucap Isak sambil membawa kantong belanjaannya.
“Ingat dengan janji kita ya.. ” Tambahnya lagi.
“Hati-hati ya.. ” Balas Heebon sambil melihat Isak berjalan ke arah Eeteuk yang telah membuka kan pintu mobil untuknya.
(end of flashback)
“Jadi Omma akan menjodohkan salah satu dari kami dengan Yoon Hee?” Tanya Siwon, Donghae, dan Kibum bersamaan.
“Ya.. Itu permintaan Isak untuk yang terakhir kalinya.” Jawab Omma didikuti anggukan Appa.  Tiba-tiba terdengar suara benda terjatuh dari arah pintu ruang tengah.
“Bruuk!” Dan betapa terkejutnya mereka begitu menghampiri pintu ruang tengah. Mereka melihat Yoon Hee terduduk di sana sambil menangis.
“A.. Apa itu benar?” Tanya Yoon Hee pelan.
“Apa benar orang tuaku sudah meninggal? Apa benar kalian bukan orang tuaku? Apa benar Siwon Oppa, Donghae Oppa, dan Kibum Oppa bukan Oppaku?” Ucap Yoon Hee berteriak.
“Yoon Hee kenapa kau di sini? Bukannya kau pergi ke toko buku?” Tanya Omma lagi.
“Ponselku ketinggalan jadi aku kembali lagi, dan aku tidak sengaja mendengarnya.. Apa itu benar?” Tanya Yoon Hee bercucuran air mata.
“Yoon Hee maafkan Omma, tapi itu semua benar.” Ucap Omma sambil menangis lalu memeluk Appa.
“Hhuuuwaaaa.. ” Suara tangis Yoon Hee pecah di rumah itu.
“Berarti kabar yang selama ini mengatakan aku anak angkat itu benar.” Kata Yoon Hee menangis semakin kencang.  ketiga Oppa-Oppanya mengelilinginya.  Hati Yoon Hee sakit sekali pada saat itu.
“Omma katakan kalau itu bohong?” Katanya berdiri menatap Ommanya, mencari secerca harapan.
“Itu bohongkan?” Tambahnya lagi.  Tapi Omma dan Appa hanya terdiam dan  menangis.
“Yoon Hee.. ” Panggil Siwon sambil memeluknya erat.
“Oppa.. Aku.. Aku masih adik kalian kan?  Jawab Oppa. Jawab?” Ucap Yoon Hee sambil balas memeluk erat Siwon.
“Hhu.. hu hu.. ” Tangis Yoon Hee semakin menjadi-jadi.
“Maaf Yoon Hee, kami sudah mengetahuinya sejak kami masih kecil, bahkan kami masih ingat saat kau menginjakkan kaki di rumah ini untuk pertama kalinya.” Ucap Donghae sambil mengeluarkan air mata.
(flashback)
“Donghae, Siwon, Kibum perkenalkan ini Yoon Hee.” Ucap Omma sambil memperkenalkan Yoon Hee yang sedang digendong oleh Appa.
“Ada apa dengan kepalanya?” Tanya Kibum kecil polos.
“Ia baru saja mengalami kecelakaan yang hebat, orang tuanya meninggal dalam kecelakaan itu kalian tolong temani Yoon Hee ya.”
“Omma dia manis sekali.. ” Ucap Donghae kecil menghampiri Yoon Hee yang baru saja diturunkan dari gendongan Appa.
“Mulai sekarang dia akan tinggal di rumah kita. Anggaplah ia seperti adik kalian dan dan jangan pernah katakan apapun kepadanya soal orang tuanya, mengerti?” Jelas Omma pada mereka.
“Omma kenapa menangis?” Tanya Siwon yang menyadari Ommanya habis menangis.
“Aniyo.  Siwon jaga Yoon Hee ya.  Sekarang kau ikut bermain saja dengan yang lainnya.” Siwon kecil mengangguk.  Sesaat Siwon menengok ke belakang dan melihat Ommanya menangis kembali.
(end of flashback)
“Mungkin kau tidak mengingatnya, tapi dari situlah awal kami bertiga menyukaimu.” Sambung Kibum yang ternyata juga menangis.
“Kenapa? Kenapa hanya aku yang sepertinya tidak tahu apa-apa?” Tanya Yoon Hee lirih.
“Sekarang aku harus bagaimana?” Tanya Yoon Hee sambil melepaskan pelukan Siwon dan berlari pergi meninggalkan mereka semua.
“Siwon, kibum, Donghae cepat kalian kejar Yoon Hee! Appa takut terjadi apa-apa dengannya.” Perintah Appa diikuti anggukan kepala Omma.  Lalu ketiganya pun dengan segera menyusul Yoon Hee.
“                       “                       “
Hari sudah malam Yoon Hee terus melangkahkan kakinya.  Ia juga tidak tahu arah dan tujuannya.  Ia masih mengingat dengan jelas cerita Omma dan ucapan Oppa-Oppanya. Baginya semuanya bagaikan mimpi, mimpi yang menginginkannya untuk segera bangun dan tersadar.  Air mata terus membasahi pipinya.  Hatinya masih terasa sakit jika ia tahu bahwa itu bukanlah mimpi tapi sebuah kenyataan, kenyataan yang sekarang di hadapkan padanya.  Kenyataan yang harus dia terima betapa pun sakitnya itu.  Tiba-tiba Yoon Hee teringat dengan pertanyaan Donghae kemarin sekarang ia baru mengerti mengapa Donghae menanyakannya.
“Kenapa aku bisa begitu bodoh? Mengapa aku tidak bisa menyadari semua ini lebih cepat.”
“Sekarang semuanya akan berbeda.”
“Tidak akan seperti dulu lagi.” Yoon Hee terus berjalan, pikirannya kacau, ia tidak memperhatikan sekelilingnya dan ia tidak peduli dengan pikiran orang tentangnya.  Ia hanya ingin ada seseorang yang menghampirinya dan mengatakan kalau semua itu bohong dan hanyalah mimpi.
“Aaaaaaa… ” Jerit Yoon Hee tiba-tiba.
Dilain pihak Siwon, Kibum, dan Donghae sudah berpencar mencari Yoon Hee ke mana-mana hingga malam tiba, tapi mereka tetap tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Yoon Hee.  Sehingga mereka memutuskan untuk kembali pulang ke rumah.
“Bagaimana apa kalian sudah berhasil menemukan Yoon Hee?” Tanya Omma dan Appa yang sudah menunggu mereka di pintu gerbang.  Ketiganya hanya menggeleng.
“Yoon Hee.. ” Jerit Omma menangis.
(Siwon Sound)
Yoon Hee sebenarnya kau berada di mana?
Kami semua mencemaskanmu.
Aku harap kau baik-baik saja.